Mohon tunggu...
Puisi

Makna Seraya

2 Januari 2017   01:26 Diperbarui: 2 Januari 2017   02:03 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menahan malu, namun terlampiaskan.

 

Tangis bahagia yang tak terduga

 

Membayangkan sebuah keindahan dimasa lalu.

 

Hari berganti hari, bulan berotasi.

 

Menaruh dari sebuah keindahan kala itu.

 

Merenung pilu, tapi tak semua mendengarkan

 

Seorang diri yang terabaikan.

 

Meratapi sebuah kesengsaraan yang mungkin 

 

Menjadi sebuah keabadian.

 

Akankah seseorang mendengarkan?

 

Terdiam bosan hingga larut tiba.

 

Kesendirian yang mungkin tak terbalaskan.

 

Hujan tiba, mengguyur seluruh amarah,

 

Hujan tiba menutup sebuah kekosongan.

 

Seraya kotak kecil ini kosong, namun sebuah anugerah tiba

 

Membawa sejuta impian.

 

Kau, mungkin sebuah kontrol diri.

 

Kau, mungkin sebuah kebahagiaan


Dari segenap kesengsaraan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun