Mohon tunggu...
Cerita Pemilih

Masihkah "Bhinneka Tunggal Ika?"

29 Desember 2016   10:56 Diperbarui: 29 Desember 2016   11:06 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Indonesia memang memiliki bermacam keragaman, mulai dari Suku, Ras, Hingga Adat istiadat dari penjuru sabang hingga merauke. Puluhan bahasa daerah seakan menjadi sebuah ciri khas dari negara kita ini. Negara dengan ribuan kepulauannya. Menakjubkan bukan? Tapi, apakah slogan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti Berbeda-beda namun tetap satu masih melekat dalam bangsa ini?


Di era modern ini, manusia semakin memiliki pemikiran yang maju, begitupun dengan Negara kita yang memiliki ratusan juta penduduk dari berbagai macam ras dan suku bangsa. Memang, orang-orang di Indonesia adalah orang yang berpendidikan walaupun belum semua orang meraih pendidikan dengan layak, tapi pertanyaannya adalah masihkah kita ini “satu”? tentu hal ini yang menimbulkan sebuah perbincangan yang besar. Walau kita memiliki sebuah pemerintahan yang berjalan dengan berdasar UUD, pemerintah masih belum sepenuhnya melakukan kinerja dan bekerja sesuai kontens. Banyak dari anggota-anggota dewan yang masih melakukan korupsi, juga para pemimpin daerah yang terjerat kasus korupsi. Dilingkungan masyarakat juga kita melihat masih banyak sekali pertikaian antar penduduk, antar kelompok geng, ataupun organisasi masyarakat. Dimanakah sifat persatuan kita? Apakah ini yang dinamakan berbeda-beda namun tetap satu? Mungkin tidak sepenuhnya.


Bangsa indonesia masih dipenuhi orang-orang yang terkesan individualisme, dimana mereka mengingikan dirinya sendiri untuk meraih sebuah kepuasan pribadi, tanpa memikirkan orang disekitarnya. Unjuk kebolehan demi mendapat sebuah kehormatan juga menjadi faktor tujuan seseorang melakukan tindakan individualisme. Sebagai warga negara yang baik, seharusnya kita saling menghormati satu sama lain demi tercapainya bangsa yang maju, bangsa yang sadar akan budaya nya yang saling bekerjasama dalam membangun bangsa ini.


Seperti presiden pertama kita, presiden Ir. Soekarno yang menciptakan orang-orang yang bertindak dan berfikir maju dalam membantu beliau demi tercapainya bangsa ini pada sebuah kemerdekaan, dan presiden kedua kita Soeharto yang walaupun terkesan seperti diktator pada masa pemerintahannya, namun beliau sangat bertindak tegas dalam penanganan masalah bangsa ini yang pada akhirnya dijaman kepemimpinan beliau bisa disebut jaman keemasan Indonesia sebelum jaman reformasi tiba. Dari kedua pemimpin diatas, dapat disimpulkan bahwa kita membutuhkan pemimpin dengan orang-orang disekitarnya yang dapat membantu dan menyokong sebuah kinerja yang berujung pada kemakmuran dan semua masalah dapat teratasi demi kepentingan rakyat dan demi kemajuan bangsa kita untuk yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun