Segala kejadian dan peristiwa yang melanda dan menimpa segenap manusia dimuka bumi ini, itu semua tidak lepas dari ijin dan kehendak Allah SWT. Apakah itu kejadian berupa gempa bumi, tanah longsor atau bahkan wabah penyakit yang hari ini sedang melanda Negeri kita tercinta bahkan dunia yaitu wabah covid 19 sudah pasti itu semua atas ketentuan Allah SWT. Hal ini termaktub dengan jelas di dalam Al-Qur'an surat At-Taghabun ayat 11. Allah SWT berfirman :
!$tB z>$|r& `B >pt6B w) b* !$# 3 `tBur .`Bs !$$ ku mt6=s% 4 !$#ur e@3 >x O=t Â
Artinya, : Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan Barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.
Dalam ayat ini ada 2 point penting yang harus kita jadikan renungan dan pengingat bagi kita sebagai seorang yang beriman. Yang pertama Allah menyebut kata Musibah dalam bentuk yang sama. Kedua, Allah menyebut kata iman dalam bentuk yukmin billah.Â
Yang pertama kata musibah. Kalau kita telaah secara harfiah berasal dari kata ashoba -- yushibu - mushibah. Maknanya adalah mengenai, melanda atau menimpa. Ada makna lain dari mushibah yaitu kata Al-Baaly artinya adalah sesuatu yang tidak diinginkan. Sementara pemahaman terminologi musibah jika merujuk kepada pendapat Muhammad Husin Thabthai dalam kitab tafsir Al-Mizan fi tafsiril Qur'an, musibah memiliki makna segala kejadian apa saja yang menimpa seseorang yang tidak dikehendakinya. Dari definisi ini kita bisa menarik kesimpulan bahwa, dapat dikatakan musibah, bila ada seseorang mengalami kerugian dalam berwirausaha, juga dapat dikatakan musibah bila ada orang yang mengalami kesulitan ekonomi. Begitupun juga dikatakan musibah orang yang ditimpakan penyakit covid 19, karena semua kondisi tersebut adalah termasuk kejadian yang tidak dikehendakinya. Hal ini sesuai dengan sebuah hadist riwayat Imam Thabrani yang berbunyi : Apapun yang menimpa manusia berupa sesuatu yang tidak dikehendakinya, maka itu disebut musibah.
Yang kedua adalah kata yukmin billah berasal dari kata amana - yu'minu -imanan dari segi etimologi kata ini memiliki makna al-Thasdiq atau al-Taqrir yaitu pembenaran atau pengakuan. Sedang dari segi terminologinya. Kata ini sebagaimana digambarkan oleh Imam Al Ajuri memiliki makna : Tasdiq bi al-qolbi wa iqror bi al-lisan wa amalun bi al-jawarih la yakunu mukminan illa antajtamia fiihi hadhi al-khisol al-tsalasat
Jadi iman adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan antara pengakuan dan keyakinan dalam hati seseorang yang diucapkan dengan lisan dan amalkan dengan tindakan aggota tubuh kita. Maka orang beriman adalah orang yang didalam hatinya tertancap keyakinan akan ke Esaan Allah SWT, lisannya tidak pernah berhenti mengucapkan kalimat-kalimat Allah serta seluruh anggota tubuhnya selalu patuh dan taat melaksanakan perintah-perintah Allah dan menghindari segala yang dilarang-Nya. Sebaliknya jika ada seseorang yang mengaku beriman tetapi hanya sebatas pengakuan secara lisan dan tidak melaksanakan perintah-Nya seperti shalat, puasa di bulan Ramadhan dll sebagai bentuk ketaatan kepada perintah Allah SWT, maka pantas orang tersebut kita pertanyakan keimanannya. Â
Itulah makna Iman dari sudut pandang pemahaman secara etimologi maupun secara terminologi. Lalu apa makna hubungan antara kata musibah dengan kata iman. Allah SWT menyebut dalam ayat selanjutnya dengan kata yahdi qolbah "niscaya Allah akan menancapkan petunjuk/ penerang kedalam hati orang yang beriman'. Dr. Muhammad Sayyid Thanthawi memberikan gambaran terkait makna yahdi qolbah yaitu seseorang yang beriman, akan menghadapinya denan sabar dan menerimanya dengan lapang dada atas musibah yang menimpanya. Oleh karena itu, sangat jelas bagaimana sikap seorang yang beriman. Ketika ditimpakan musibah covid 19 kepadanya maka ia akan sabar karena ia tahu bahwa musibah yang menimpanya adalah ujian yang datang atas ketentuan Allah SWT yang tidak bisa ditolak. Hanya saja manusia tetap diberikan ikhtiar untuk melakukan pencegahan. Seorang mukmin akan bersabar karena ujian musibah covid 19 tersebut akan mendatangkan kebaikan bagi dirinya dan dapat meningkatkan derajat keimanannya kepada Allah SWT. Sebagaimana sebuah hadist dijelaskan :
Sungguh mengagumkan orang yang beriman itu. Allah tidak memberi suatu keputusan atau ujian baginya kecuali adalah kebaikan bagi dirinya. Bila ia ditimpakan kedukaan ia bersabar, dan bersabar itu adalah baik bagi dirinya. Sebaliknya jika ia mendapat kesenangan kemudian dia bersyukur maka bersyukur lebih baik baginya. Dan hal itu tidak didapati pada seseorangpun kecuali pada diri orang yang beriman.
Materi ini disampaikan saat mengisi khutbah di Masjid As-Syifa RSCM Jakarta Pusat
Penulis : Ahmad Fausih, S.Kom.I, M.Sos