Mohon tunggu...
Gusti Anom Wijaya, S.ST
Gusti Anom Wijaya, S.ST Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Senang Menulis, Membaca, Bermain Game...

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Saatnya Meningkatkan Produksi Padi

6 Januari 2015   21:53 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:41 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Program Presiden Jokowi Dodo untuk mencapai swasembada pangan selama masa kepemimpinannya (2014-2019) diharapkan berhasil. Kondisi alam Indonesia sangat mendukung untuk mencapai program tersebut. Hanya saja perlu ditunjang oleh kebijakan dan program tepat sasaran. Disinilah peran data statistik sebagai dasar pembuatan kebijakan pemerintah.

Komoditas tanaman pangan, khususnya padi menjadi fokus utama pemerintahan Jokowi Dodo. Era saat ini, petani kita tidak lagi harus bergantung pada musim penghujan. Sistem irigasi teknis perlu dikedepankan. Teknologi pertanian modern menjadi harapan petani untuk meringankan pekerjaan. Subsidi pupuk yang tepat sasaran akan turut membantu keberhasilan program swasembada pangan. Di Kabupaten Toraja Utara, selama kurun waktu 4 tahun (2010 – 2013) terjadi fluktuasi produksi padi. Pada tahun 2010 produksi padi sebesar 83.409 ton, kemudian terjadi penurunan di tahun 2011 menjadi 70.746 ton. Pada tahun 2012 produksi padi naik signifikan sebesar 129.816 ton, dan kembali mengalami penurunan di tahun 2013 menjadi 80.756 ton. Sumber : BPS Kab. Toraja Utara Di Tahun 2014 diprediksi juga akan kembali mengalami penurunan, dikarenakan mayoritas sawah di Toraja Utara mengalami gagal panen pada masa panen subround III (September – Desember) tahun 2014. Hal ini tentunya menjadi sebuah catatan penting di Tahun 2014, bahwa ketergantungan terhadap curah hujan harus segera di reduksi. Jumlah sawah tadah hujan di Kabupaten Toraja Utara hanya 4.821 hektar, jauh lebih kecil jika dibandingkan sawah tadah hujan yang luasnya mencapai 10.436 hektar. Pembangunan pipa-pipa pengairan dari sungai ke sawah diperlukan untuk bisa mengairi sawah yang kekurangan air di musim kemarau. Penyuluhan kepada petani melalui program SLPTT perlu lebih di giatkan, pembagian bibit padi hibrida kepada kelompok tani perlu di awasi penyalurannya. Semuanya dimulai dari sebuah perencanaan yang matang. Diawali dari data yang akurat untuk merumuskan kebijakan yang tepat. Pelaksanaan program yang efektif dan pengawasan dilapangan sangat mendukung untuk mendukung kebijakan yang telah dirumuskan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun