Kesimpulan yang dapat saya ambil dari artikel jurnal Heritage Management And Interpretation: Challenges To Heritage Site-Based Values, Reflections From The Heritage Site Of Umm Qais, Jordan By Abdelkader Ababneh adalah seperti semua bidang ilmu, konservasi arkeologi telah dibentuk oleh kebiasaan historis dan perhatian kontemporer.
Penting dalam perkembangannya adalah pergeserannya, bahkan perluasan gagasan tentang konservasi situs untuk memasukkan stabilisasi dan perlindungan seluruh situs daripada hanya konservasi artefak atau penghapusan fitur situs arsitektur. Interpretasi public terhadap situs arkeologi telah lama dikaitkan dengan stabilisasi dan tampilan reruntuhan.
Tersirat dalam stabilisasi dan tampilan situs adalah niai estetika yang dimiliki banyak situs reruntuhan berdasarkan tradisi Eropa berumur Panjang dalam menumbuhkan cita rasa keindahan. Dengan adanya penyelidikan ilmiah dan studi dari banyak situs arkeologi yang dimulai pada akhir abad ke 19, baik nilai estetika maupun informasi dari situs situs ini dipromosikan selama stabilisasi penggalian situs arkeologi, seperti  semua tempat aktivitas manusia, dibangun.
Terlepas dari fragmentasi, mereka adalah kreasi kompleks yang bergantung pada keterbacaan dan keasalian komponennya untuk makna dan apresiasi public. Bagaimana keterbacaan dan keaslian bangunan dan tempat seperti ituu direalisasikan dan dipastikan harus dipertimbangkan dan dipahami dengan cermat untuk konsevasi yang efektif.
Tentunya para konservator, arkeolog dan pengelola sumber daya budaya perlu mengetahui dengan baik konsep teoritis dan sejarah konsep konsep yang berkaitan dengan konservasi, mereka perlu mengetahui sesuatu tentang konteks sejarah dan budaya dari struktur dan situs, teknologi bangunan kuno atau masa lalu, dan solusi teknis saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H