Mohon tunggu...
Gusti Ayu Oktaviani
Gusti Ayu Oktaviani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Negeri Jember

"jangan tanya seberapa besar mimpimu, tetapi tanyakan seberapa besar kamu untuk mimpimu itu"mengutip ungkapan dari sebuah film yang sangat memotivasi saya untuk meraih mimpi-mimpi saya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Suka Duka Kuliah Online di Tengah Pandemi Covid-19

3 Mei 2020   16:37 Diperbarui: 3 Mei 2020   16:36 814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini menyebar dengan sangat cepat dan menyerang ke hampir seluruh negara yang ada di dunia, termasuk Indonesia.. Novel Corona Virus (Covid-19) merupakan  virus baru yang sejenis dengan virus SARS dan MERS. 

Virus ini  menyerang  saluran pernafasan sehingga dapat  menimbulkan penyakit gangguan pernafasan akut, infeksi paru-paru (pneumonia), bahkan bisa menyebabkan kematian. Virus ini menyebar melalui kontak dengan orang lain, virus ini dapat menyebar melalui droplet (tetesan kecil) ketika seseorang batuk, bersin, atau berbicara.

Covid-19 terus menjadi sorotan tajam warga dunia, hal ini tejadi bukan tanpa sebab, virus ini datang begitu cepat dan hampir menyerang seluruh penduduk dunia, korban yang semakin bertambah setiap harinya membuat pemerintah kewalahan dalam menangani kasus ini, apalagi setelah jendral besar WHO (World Health Organisation) mengumumkan virus ini meningkat statusnya dari endemi menjadi pandemi dan juga dikategorikan sebagai keadaan darurat nasional. 

Kasus ini bukan hanya berdampak pada terjadinya kemerosotan ekonomi dan harga bahan-bahan pokok serta kebutuhan medis yang semakin melambung tinggi, tetapi juga seluruh aktivitas yang berkaitan dengan pendidikan seakan mengalami kelumpuhan.

 Pemerintah daerah yang ada di seluruh wilayah Indonesia meliburkan seluruh aktivitas sekolah mulai dari jenjang Taman Kanak-kanak hingga Sekolah Menengah Atas (SMA)/sederajat dan seluruh perguruan tinggi baik perguruan tinggi negeri maupun swasta. Larangan untuk berkumpul, menjauhi kerumunan, serta menerapkan social distancing dan physical distancing merupakan suatu langkah  yang diambil sebagai upaya untuk mencegah penyebaran Covid-19 di Indonesia.

Di Indonesia telah terkonfirmasi bahwa terdapat sejumlah 10.551 kasus pasien positif corona hingga periode 1 mei 2020. Negara-negara lain banyak yang  memberlakukan lockdown sebagai upaya mencegah penyebaran virus corona, namun Indonesia memberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam rangka memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19. Di tengah merebaknya covid-19 di indonesia semua aktivitas masyarakat mulai di liburkan. 

Mulai dari belajar dari rumah, bekerja dari rumah, dan beribadah di rumah.  Melalui surat edaran nomor 4687/UN25/LL/2020, rektor Universitas Negeri Jember mengambil langkah sebagai tindaklanjut dari instruksi Presiden Jokowi untuk melaksanakan kuliah secara daring atau online. Sebagai mahasiswa Universitas Negeri Jember (Unej) sendiri, banyak hal yang saya rasakan ketika melaksanakan kuliah online di tengah pandemi Covid-19 ini, tentunya terdapat suka dan duka yang dialami pada setiap peristiwa yang terjadi dalam kehidupan, terutama di tengah wabah corona yang sedang melanda Indonesia saat ini.
 Dampak positif yang dirasakan penulis selama kuliah online di tengah pandemi ini adalah waktu untuk berkumpul bersama keluarga menjadi lebih banyak. Ya,mungkin bagi anak rantau waktu untuk berkumpul bersama keluarga sangat berharga, karena mereka sangat jarang untuk bertemu dengan keluarga mereka. 

Selanjutnya, kuliah online dapat memangkas pengeluaran. Ongkos yang kita keluarkan untuk biaya hidup menjadi lebih berkurang karena mahasiswa pulang ke rumah masing-masing, biaya yang biasa dikeluarkan untuk makan di kota rantau bisa disimpan, karena ketika tinggal di rumah segala macam keperluan kita sudah menjadi satu dengan keluarga di rumah, seperti makan dan lain-lain.

Biaya yang biasa dipakai untuk menge-print tugas-tugas yang diberikan oleh dosen juga bisa kita simpan, tugas yang biasa dikumpulkan dalam bentuk hardfile saat pelaksanaan kuliah offline menjadi tidak diperlukan lagi, karena tugas yang dikumpulkan lebih banyak dikumpulkan dalam bentuk softfile selama kuliah online. 

Selanjutnya yang dirasakan ketika kuliah online adalah mahasiswa menjadi lebih santai, dalam artian mahasiswa dapat mengikuti perkuliahan dengan keadaan yang apa adanya, tidak harus berpakaian rapi dan berdandan, seperti rutinitas yang dilakukan mahasiswa ketika di kampus. Mahasiswa dapat mengikuti perkuliah dimana saja dan kapan saja (sesuai dengan jadwal kuliah yang ditentukan), mahasiswa juga dapat mengikuti perkuliahan dengan perasaan lebih santai dalam artian tidak dalam keadaan tegang karena tidak bertatap muka secara langsung dengan dosen, tidak seperti ketika melakukan perkuliahan tatap muka (langsung).

Dengan adanya perkuliahan secara daring, mau tidak mau memaksa mahasiswa untuk melek teknologi. Mahasiswa atau dosen yang awalnya gaptek (gagap teknologi) menjadi bisa karena terbiasa. Sebenarnya Universitas Jember sendiri memiliki aplikasi untuk menunjang aktivitas perkuliahan dan menjembatani antara mahasiswa dengan dosen dalam hal penyampaian materi perkuliahan, yakni melalui e-learning unej yang sekarang beralih menjadi MMP (Media Manajemen Pembelajaran) Universitas Negeri Jember. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun