Mohon tunggu...
Gusti Ayu Eka Devita Anjani
Gusti Ayu Eka Devita Anjani Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Masih dalam Proses

Selanjutnya

Tutup

Film

Teks Kritik Film Keluarga Cemara

11 Maret 2021   10:26 Diperbarui: 11 Maret 2021   18:14 4486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Film "Keluarga Cemara" merupakan salah satu film bertemakan keluarga. Ringan, sederhana dan bermakna adalah tiga kata yang dapat menggambarkan film Keluarga Cemara. Kurang lebih selama satu jam 50 menit penonton disuguhi cerita yang sangat menghibur. film Keluarga Cemara ini bisa memberikan satu sudut pandang yang baru tentang arti sebuah keluarga. Keluarga adalah ruang mengungkapkan cita dan cinta kepada orang-orang terdekat kita.Perbedaan pendapat, cara berpikir, berbagi cinta, canda dan tawa dikemas secara rapih dalam film ini.

Kisah ini dimulai saat sosok Abah yang terkena masalah. Tidak ada yang menyangka jika Abah (Ringgo Agus Rahman), harus mengakhiri nikmatnya duniawi begitu cepat. Ia mengalami musibah, yaitu peliknya masalah utang piutang. Tak ada jalan lain, Abah harus ikhlas melepas semua yang diperolehnya selama ini termasuk tempat tinggalnya.

Beban Abah tidak hanya itu. Ia harus menjaga keutuhan keluarganya bersama Emak (Nirina Zubir), Euis (Zara JKT48) dan Ara (Widuri Puteri). Tak ada jalan lain, Abah harus bisa bertahan. Kejujuran menjadi nilai tambah bagi sosok Abah. Benar, ia harus "jujur" untuk memulai sesuatu yang tidak pernah dilakukannya selama ini. Ia harus jujur kepada kedua putrinya tentang masalah yang sedang keluarganya hadapi. Euis dan Ara yang dulunya berada di sekolah terhormat, namun kali ini berada di sebuah kampung yang jauh dari kesan mewah.

Ada satu yang membuat semuanya menjadi seimbang, yaitu Emak. Sosok wanita yang tak kalah jujur mengayomi dan menjaga keutuhan keluarganya. Ia ikut meredam ego putri remajanya Euis dan memberikan motivasi kepada seluruh anggota keluarganya.

Diawali dengan adegan-adegan ringan, perlahan kisah Keluarga Cemara mulai menggugah emosi. Beberapa adegan membuat penonton ikut terenyuh, misalnya ketika Abah dan Emak berbicara bahwa mereka benar-benar bangkrut. Akting Ringgo dan Nirina Zubir patut diacungi jempol. Kisah ringan dari film Keluarga Cemara menjadi semakin menarik ketika banyak pesan-pesan yang bermakna sepanjang film. Film ini mengajarkan betapa pentingnya arti sebuah keluarga.

Dengan segala kelebihannya, patut dikatakan bahwa Keluarga Cemara adalah sebuah hiburan yang utuh untuk dinikmati sekeluarga saat akhir pekan. Naskah yang ditulis oleh Gina S Noer dan Yandy Laurens yang juga berperan sebagai sutradara pun saling melengkapi.Keluarga Cemara tidak kehilangan kehangatan yang membuatnya tenar saat dimainkan Adi Kurdi cs. Ia seakan membuat nostalgia, namun tetap relevan di masa sekarang.

Sayangnya, ada beberapa detail kekinian yang justru mengganggu, seperti kehadiran penyedia transportasi daring. Kemunculan yang cukup sering dan dikesankan sebagai penyelamat itu membuat Keluarga Cemara terasa mempromosikan mereka. Beberapa adegan juga masih terasa seperti sinetron layar kaca. Misalnya saat Abah kecelakaan. Penonton seakan diberi 'kode' lewat pergerakan kamera dan dialog bahwa kecelakaan itu akan terjadi, persis seperti adegan-adegan dalam sinetron.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun