Mohon tunggu...
Gusti Ayu Anggreni Puspita D
Gusti Ayu Anggreni Puspita D Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Om Swastyastu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tradisi dan Makna Penjor dalam Menyambut Hari Raya Galungan Umat Hindu di Bali

9 November 2021   19:42 Diperbarui: 11 November 2021   12:53 2513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Hari Raya Galungan merupakan Hari dimana Merayakan Kemenangan Dharma Melawan Adharma yang artinya adalah sebagai kekuatan. Umat Hindu Di Bali, Dalam Rangka Hari Raya Galungan yang jatuh tepatnya besok hari Rabu 10 November 2021, masyarakat Bali sudah menghiasi Penjor didepan pekarangan rumah mereka. sebelum Hari raya Galungan, Penjor Sudah berdiri didepan rumah masyarkat Bali. 

Apa sih Makna mendirikan Penjor pada saat Hari Raya Galungan itu? Penjor adalah sebuah bambu atau tiying yang di bungkus serta lipasi dengan kain berwarna putih dan kuning. Penjor yang melengkung dan dihiasi dengan menggunakan busung atau janur muda.

Makna Penjor merupakan sebagai simbol kerendahan Hati, selain itu mendirikan Penjor di depan rumah itu sebagai tanda bahwa kita merayakan kemenangan Kebaikan melawan Kejahatan yang disebut dengan Dharma berhasil melawan Adharma sehingga Dharma meraih kejayaan dan ketentraman. 

Penjor dibuat dengan setulus hati dengan tulus ikhlas, dibuat dengan sesuai kemampuan dan situasi, yang terpenting Penjor yang dibuat bermakna dengan memenuhi unsur kelengkapan yang dipasang di Penjor tersebut.

Tujuan dipasangnya Penjor didepan rumah masyarakat Bali adalah dengan menunjukan rasa terimakasi masyarakat Bali, sebagai rasa syukur dan bakti terhadap Ida Shang Hyang Widhi Wasa yang telah memberikan kesahjeteraan dan kedamaian. 

Selain membuat dan memasang Penjor di hari penampahan Galungan, masyarakat Bali juga membuat Banten untuk Galungan yang akan diaturkan pada saat Hari Raya Galungan, Buda Kliwon Dungulan yang merupakan Odalan Jagat atau Bumi untuk memohon keselamatan dan ketentraman. 

Penjor yang didirikan Sebelum Hari Raya Galungan ini, merupakan Tradisi dan budaya masyarakat Bali yang telah ada sejak dulu. Penjor merupakan sakral bagi umat Hindu dibali karena, Tradisi yang melekat pada masyarakat Bali. maka dari itu Penjor harus dibuat sesuai dengan unsur" perlengkapan yang sesuai.

Penjor dinilai sebagai simbol kepercayaan Umat Hindu. Selain membuat Penjor dan membuat Banten, umat Hindu juga memotong Babi untuk sarana Banten yang akan dipakai upacara persembahyangan yang akan diaturkan kepada Tuhan atau Ida Shang Hyang Widhi Wasa.

Penjor yang pada awalnya didirikan sebelum Hari Raya Galungan Yaitu pada saat penampahan Galungan tersebut akan dilepas pada Buda Kliwon Pahang, Penjor akan di angkat dan dilepas tiga puluh lima hari setelah hari raya Galungan dan semua yang ada pada Penjor itu dilepas dan lalu dikumpulkan menjadi satu, 

Setelah itu, alat alat yang ada pada Penjor tersebut yang sudah dilepas tadi, lalu dibakar. setelah menjadi abu, diatas abu itu di taruhkan Canang berisikan Sesari dan Dupa lalu di aturkan. Setelah itu abu Penjor itu dimasukan ke dalam kelapa gading dan ditamam di sekitaran rumah kita.

Gusti Ayu Anggreni Puspita Dewi |NIM 2111031286 | S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar | Universitas Pendidikan Ganesha

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun