Dirut PLN Sofyan Basir berkali-kali menegaskan, agar Serikat Pekerja PLN bisa tergabung dalam satu wadah Serikat Pekerja seperti dulu, agar mudah dalam pelaksanaan koordinasi. "Dulu satu wadah bisa, sekarang kenapa tidak?. Jadi jangan sombong dan egois, karena kita memiliki tanggung-jawab yang besar terhadap masyarakat dan negara. Selain itu, soal “Perjanjian Kerja Bersama (PKB) sudah sejak 2 (dua) tahun lalu kami minta untuk di kaji dan dicermati, dan bukan kalian yang minta. Namun sampai sekarang belum bisa diselesaikan”, ungkap Sofyan Basir didepan pegawai yang berunjuk rasa.
Hal ini disebabkan persoalan internal Serikat Pekerja PLN ( Lantai 9) itu sendiri yang masih terlibat pertikaian antara pengurus serikat pekerja. “Bagaimana kami harus menyelesaikan & mempertanggungjawabkan, jika kalian masih bertikai, sedangkan PKB bukan hanya saya sendiri yang akan tanda-tangani, paham itu”, sergahnya lagi.
Dirut juga mengingatkan, bahwa kita sebagai pegawai PLN, harus memahami kondisi seperti sekarang ini, agar tidak mengganggu produktifitas kerja.
Tentang tuntutan penyelesaian PKB , dirut memberi waktu dalam jangka 3 (tiga) bulan kedepan, untuk menyelesaikan carut-marut persoalan yang menjadikan kendala.
Sedang Jumadis Abda, tampak ngotot meminta, agar usulan tuntutannya dapat diakomodir oleh Dirut saat itu. Namun tidak mungkin permintaan itu dapat dilaksanakan, karena menyangkut persoalan legalitas yang sebelumnya dikoordinasikan dengan mengundang SP. PLN lantai 9, tapi Jumadis Cs. tidak hadir, serta menyangkut soal landasan hukum terbitnya PKB.
Sesudah itu, ditempat terpisah beredar informasi lewat “share WA”, atas ketidak puasan dari sumber SP.PLN lantai 9, yang berbunyi, “Meskipun TIDAK BISA BERUNDING, TIDAK BISA BERARGUMENT, TIDAK BISA BERDIPLOMASI, tapi wajib diketahui, jika kami SIAP BERTEMPUR !”
Seruan lain tertulis juga kalimat, “Kami tahu beban yg Anda Rasakan, kami tahu kegalauan yg Anda rasakan, berat memang. Tapi lebih berat lg kami menyaksikan dirut 'MENGEKSEKUSI PINALTI KE GAWANG SP PLN' bukan hanya Gol, kiper SP PLN pun masuk bersama bola ke dalam gawang. KAMI MOHON, Aturlah rencana malam ini, aturlah strategi malam ini, esok mentari pagi bersinar, kami siap bergerak.. Jika pun harus kalah lagi, tabuhlah genderangnya, supaya bisa menghapus coretan arang di muka!, Supaya ada harta RAMPASAN PERANG yg kami bawa pulang”, kutip tulisan WA, yang beredar kalangan pegawai/anggota SP.PLN.
Sementara, management bisa melakukan evaluasi dan audit pos bantuan anggaran kepada SP. PLN, dan alur aplikasi system pemotongan iuran anggota, sebagai langkah antisipasi dan preventif, agar tidak sampai terjadi hal-hal yang berimplikasi merugikan perusahaan.***
***) Penulis domisili di : gustiarbarkah@yahoo.com
Menerima kritik, saran, dan masukan yang bersifat konstruktif.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI