Sudah sekian setahun lebih tsunami menghantam Jepang, tepatnya tgl 11 Maret 2011. Dan berita tentang tsunami itu seolah-olah mereda. Apakah tidak adanya pemberitaan lanjutan mengenai bencana di Jepang tersebut benar-benar benar merupakan keadaan yang baik? Atau sangat sedikitnya informasi tentang dampak tsunami di Jepang tersebut memang disengaja agar tidak terjadi kepanikan masal?
Sebenarnya ada informasi yang perlu diketahui olehta tentang kemungkinan munculnya bahaya nuklir akibat kondisi pembangkit listrik bertenaga nuklir Daiichi di Fukushima. Informasi ini disampaikan oleh mantan duta besar Jepang untuk swiss dan senegal Mitsuhei Murata,bahwa tanah tempat berdirinya bangunan Unit 4Â reaktor nuklir Daiichi mengalami penurunan hingga 80 cm secara tidak merata.Dan jika penurunan ini terus terjadi atau di daerah tersebut mengalami gempa bumi dengan kekuatan di atas 6 skala Richter, atau ada sebab-sebab lain yang tak dapat diprediksi ,maka terdapat kemungkinan Unit 4 Reaktor Nuklir Daiichi di Fukushima akan runtuh.
Hal ini juga dibenarkan oleh Sekretaris Mantan Perdana Menteri Naoto Kan. Dalam wawancara yang ditayangkan di You Tube , Mitsuhei Murata menyatakan bahwa penurunan tanah tempat berdirinya Unit 4 tersebut dapat mengakibatkan runtuhnya bangunan Unit 4,dimana jika hal itu terjadi,maka akan mengakibatkan runtuhnya kolam pendingin yang berada di dalam Unit 4 itu yang berada pada ketinggian 30 meter di atas tanah . Sementara itu jika kolam pendingin Unit 4 mengalami keruntuhan maka air pada kolam pendingin akan kering yang akhirnya bisa membuat lumer 1,535 batang sisa bahan bakar nuklir yang disimpan kolam pendingin tersebut.
Dampak lumernya 1.535 batang sisa bahan bakar nuklir yang terdiri dari Cesium-137 akan mengakibatkan kebakaran pada atmosfir. Dimana kekuatan kebakaran tersebut bisa 10 kali lebih kuat dibanding kebakaran serupa di Chernobyl. Bahkan ada yang mengatakan kekuatannya bisa mencapai 85 kali Chernobyl,hal ini tidak dapat diperikrakan karena belum pernah terjadi pada skala ini.
Dan jika kebakaran nuklir tersebut terjadi,maka Jepang akan mengalami kehancuran. Hanya Jepang yang hancur? Tidak hanya Jepang yang akan mengalami kehancuran. Kebakaran atmosfir itu bersifat radioaktif, dimana gas - gas yang terbakar akan terkontaminasi oleh radioaktif yang akan terserap di air yang terbentuk pada awan. Awan ini akan terbawa kemana - mana, menghasilkan hujan yang akan tersebar kemana-mana, bahkan ke Indonesia sampai ke Amerika. Baik oleh air hujan yang terkontaminasi yang turun di daratan maupun air hujan di laut Pasifik , Laut china selatan yang selanjutnya mengkontaminasi air laut,yang pada gilirannya mengkontaminasi ikan dan mikroba yang ada di laut tersebut. Potensi bahaya radiasi mematikan yang terdapat pada 1535 batang bahan bakar nuklir bekas pakai tersebut mencapai 37 juta curie.
Belum lagi kebakaran yang terjadi tidak mungkin dipadamkan mengingat suhu yang diihasilkan sangat tinggi, dimana peralatan kebakaran yang sekarang dikenal manusia tidak dapat bertahan pada suhu kebakaran nuklir. isamping itu tidak mungkin ada manusia yang bisa bertahan pada paparan radioakif sebesar itu.Jadi upaya pemadaman menjadi hal yang tidak mungkin.
Berita jelek lainnya, pada jarak 50 meter dari Unit 4 terdapat kolam pendingin yang menampung 6,375 batang bahan bakar nuklir sisa pakai. Dimana jika kebakaran pada Unit 4Â terjadi,maka sangat mungkin kolam pendingin tersebut mengalami kerusakan , bisa mengakibatkan keruntuhan maupun keretakan yang juga mengeringkan air pendingin. Selanjutnya 6,375 batang bahan bakar nuklir sisa tersebut akan melumer lagi dan mengakibatkan kebakaran lagi.Sedang jumlah bahan bakar sisa pakai secara keseluruhan di PLTN daiichi Fukushima adlah sebanyak 11,421 batang. Bisa dibayangkan jika semua itu terbakar.
Itulah kira-kira gambaran bahaya yang sedang megancam Jepang dan umat manusia, yang nampaknya disembunyikan dari kita agar kita tidak panik. Bagaimana dengan Amerika, sementara ini mereka tutup mulut. Karena reaktor serupa berlusin-lusin banyaknya dibangun di Amerika, dimana kemungkinan kejadian yang sama akan terulang di Amerika . Dari pada rakyat mereka panik, mendingan diam-diam saja. Terlebih lagi perancang dari pembangkit listrik Daiichi di Fukushima adalah General Electric yang merupakan perusahaan Amerika.
Untuk Indonesia, yang pasti jika hal itu terjadi,maka tidak ada makanan laut yang akan aman dimakan oleh orang Indonesia. Kemungkinan lain adalah bersiap-siap menampung pengungsi dari Jepang,Korea , China , Amerika Bagian Utara ,dll warga negara yang daerahnya tercemar parah.
Untuk lebih jelas,sebaiknya menyimak wawancara langsung dari Mitsuhei Murata pada link berikut :
http://www.youtube.com/watch?v=-LCTv65aqgA&feature=player_embedded
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H