Program Studi Geografi FISIP ULM peta bentuk lahan proses asal Kabupaten Tapin
Proses Geomorfologi merupakan serangkaian mekanisme fisik, kimia, dan biologis yang menjadi penyebab atas pembentukan dan perubahan bentuk permukaan bumi (bentang alam). Bentuk lahan atau bentang alam yang kita lihat saat ini merupakan hasil dari beberapa proses seperti denudasional, struktural, vulkanik, marine, dan fluvial.Â
1. Proses Denudasional
Proses denudasional  menyebabkan pengikisan dan pengangkatan permukaan bumi yang umumnya melibatkan erosi, pelapukan, dan longsoran. Proses tersebut akan membentuk lahan seperti perbukitan yang terkikis, dataran tinggi yang semakin landai, serta lereng-lereng yang tererosi.
2. Proses Struktural
Proses struktural melibatkan pergerakan lapisan kerak bumi yang dipengaruhi oleh aktivitas tektonik seperti pergerakan lempeng, patahan, dan lipatan.
3. Proses Vulkanik
Proses vulkanik merupakan proses yang terbentuk dari aktivitas gunung berapi yang mengeluarkan material dari dalam bumi ke permukaan dalam bentuk lava, abu vulkanik, serta material piroklastik.Â
4. Proses Fluvial
Proses fluvial adalah proses yang terbentuk dari aliran air, terutama sungai yang mengikis, mengangkut, dan mengendapkan material. Â
5. Proses Marine
Proses marine terjadi karena aktivitas air laut seperti gelombang, arus, serta pasang surut yang mengikis, mengangkut, dan mengendapkan material di sepanjang garis pantai.
Kabupaten Tapin memiliki karakteristik geografi yang unik dan beragam. Wilayah ini terdiri dari berbagai bentuk lahan, mulai dari dataran rendah, perbukitan, hingga daerah aliran sungai. Suatu lahan terbentuk atas proses yang disebut dengan proses Geomorfologi. Proses pembentukan lahan melibatkan pengendapan, tektonik, serta erosi dan pelapukan yang berlangsung selama ribuan hingga jutaan tahun. Pengolahan data  bentuk lahan menggunakan data dasar berupa DEM yang diolah dengan menggunakan ArcGIS yang dianalisis hingga menghasilkan output berupa peta bentuk lahan.Â
Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data menggunakan DEM sebagai data dasar, bentuk lahan Kabupaten Tapin didominasi oleh lahan fluvial dengan lahan struktural dan denudasional berada di ujung Kabupaten tepatnya di daerah pegunungan. Bentuk lahan fluvial merupakan Bentuk lahan yang terkait dengan proses yang terjadi di sungai dan aliran air. Bentuk lahan ini umumnya terbentuk oleh erosi dan pengendapan yang disebabkan oleh aliran air. Bentuk lahan denudasional berada di pegunungan yang dimana denudasional merupakan hasil dari proses denudasi, yang mencakup erosi dan pengendapan. Faktor seperti air, angin, dan es dapat memengaruhi terbentuknya bentuk lahan ini. Bentuk lahan struktural juga terdapat di Kabupaten tapin, sama dengan bentuk lahan denudasional, bentuk lahan struktural terdapat di daerah pegunungan dimana struktural merupakan bentuk lahan yang terkait dengan struktur geologis di bawah permukaan tanah. Ini terbentuk akibat pergerakan dan deformasi lapisan batuan yang dapat menghasilkan patahan, lipatan, atau sesar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H