Perempuan-perempuan itu tersimpuh, tanpa daya.
Bunga-bunga kebebasan layu di tangan mereka,Â
Harapan terkekang oleh besi yang dingin,Â
Namun, di dalam hati yang rapuh,Â
Mereka tetap merintih, merayu pada keadilan.
Apakah ini takdir yang mereka tuliskan sendiri?
Atau ketidakadilan sistem yang membungkam suara?
Jeruji besi melilit erat, namun semangat tak terkalahkan,Â
Perempuan-perempuan itu tetap berdiri, meski dalam kegelapan.
Biarkan cahaya keadilan menyinari sel-sel mereka,Â
Biarkan kebebasan mengalir seperti sungai,Â