Mohon tunggu...
Gusti Swastika
Gusti Swastika Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat tulisan-tulisan ringan yang menginspirasi

-

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Stoik: Pengendalian Diri dan Emosi

7 Juli 2024   12:00 Diperbarui: 7 Juli 2024   12:13 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

a. Latihan Kesadaran Diri
Kesadaran diri adalah kemampuan untuk memantau dan memahami pikiran, perasaan, dan tindakan kita. Stoik menekankan pentingnya latihan kesadaran diri secara teratur untuk mengidentifikasi dan mengendalikan emosi.

Contoh: Melakukan refleksi harian tentang apa yang Anda rasakan, mengapa Anda merasakannya, dan bagaimana Anda dapat merespons dengan lebih baik di masa depan.

b. Fokus pada Hal yang Dapat Dikendalikan
Stoik menekankan bahwa kita hanya harus fokus pada hal-hal yang berada dalam kendali kita, seperti tindakan, penilaian, dan sikap kita sendiri. Hal-hal di luar kendali kita, seperti tindakan orang lain atau kejadian alam, harus diterima dengan lapang dada.

Contoh: Ketika menghadapi situasi sulit di tempat kerja, fokuslah pada bagaimana Anda merespons dan menyelesaikan masalah tersebut, bukan pada reaksi orang lain atau hasil akhir yang tidak dapat Anda kendalikan sepenuhnya.

c. Penerapan Kebajikan dalam Kehidupan Sehari-hari
Pengendalian diri juga melibatkan penerapan kebajikan-kebajikan Stoik dalam kehidupan sehari-hari, seperti kebijaksanaan, keberanian, keadilan, dan ketenangan.

Contoh: Menghadapi konflik dengan rekan kerja dengan sikap tenang dan rasional, berusaha memahami sudut pandang mereka, dan mencari solusi yang adil bagi semua pihak.

Kesimpulan
Stoikisme mengajarkan bahwa emosi yang tidak terkendali adalah hasil dari penilaian yang salah, dan kita dapat mengendalikan emosi melalui penilaian rasional dan pengendalian diri. Praktik ini melibatkan identifikasi dan koreksi penilaian yang salah, serta penerapan disiplin mental dan moral dalam kehidupan sehari-hari. 

Dengan mengikuti prinsip-prinsip Stoik, kita dapat mencapai ketenangan batin, kebahagiaan, dan kehidupan yang lebih bermakna. Seperti yang dikatakan oleh Epictetus, salah satu filsuf Stoik terkenal: "Bukan kejadian-kejadian yang mengganggu manusia, tetapi pandangan mereka tentang kejadian-kejadian itu."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun