Mohon tunggu...
Gusti Swastika
Gusti Swastika Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat tulisan-tulisan ringan yang menginspirasi

-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kecurangan PPDB: Masalah Klasik yang Terus Menghantui Pendidikan Kita

28 Juni 2024   08:04 Diperbarui: 28 Juni 2024   08:46 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bayangkan saja, dalam proses PPDB online, ada saja oknum yang mencoba meretas sistem atau memanipulasi data. Misalnya, ada yang memalsukan alamat domisili demi memenuhi persyaratan zonasi. Ironisnya, teknologi yang seharusnya mempermudah dan membuat proses lebih adil, justru bisa disalahgunakan.

Akar Permasalahan: Ketidakmerataan Kualitas Pendidikan
Salah satu akar masalah utama dari kecurangan PPDB adalah ketidakmerataan kualitas pendidikan di sekolah-sekolah negeri. Sekolah-sekolah yang berkualitas tinggi cenderung terkonsentrasi di daerah perkotaan atau wilayah tertentu, sementara sekolah di daerah lain mungkin tertinggal. Ini menciptakan kesenjangan yang signifikan dalam sistem pendidikan kita.

Ketika kualitas pendidikan tidak merata, orang tua akan selalu mencari cara agar anak-anak mereka bisa mendapatkan pendidikan terbaik, meskipun harus melalui jalur yang tidak benar. Ini adalah realita pahit yang harus kita hadapi.

Infrastruktur Pendidikan yang Kurang Memadai
Banyak daerah yang masih kekurangan infrastruktur pendidikan yang memadai, termasuk bangunan sekolah, fasilitas belajar, dan tenaga pengajar yang berkualitas. Di beberapa daerah, sekolah-sekolah bahkan kekurangan ruang kelas, buku teks, dan peralatan laboratorium dasar. Kondisi ini jelas tidak mendukung terciptanya pendidikan yang berkualitas.

Ketika infrastruktur pendidikan di suatu daerah tidak memadai, sekolah-sekolah di daerah tersebut tidak akan mampu bersaing dengan sekolah-sekolah di daerah lain yang memiliki fasilitas lengkap. Akibatnya, siswa dan orang tua di daerah tersebut akan mencari alternatif lain, termasuk melalui kecurangan dalam proses PPDB.

Sistem Zonasi yang Belum Optimal
Sistem zonasi yang diterapkan dalam PPDB sering kali tidak berjalan dengan baik dan adil. Ada kasus di mana siswa yang sebenarnya tidak tinggal di zona tertentu bisa diterima melalui kecurangan administratif. Sistem zonasi yang bertujuan untuk memberikan keadilan dalam distribusi siswa justru sering kali disalahgunakan.

Ketidakjelasan dan ketidaktegasan dalam penerapan sistem zonasi membuka peluang bagi pihak-pihak yang ingin bermain curang. Ini adalah masalah serius yang harus segera diatasi jika kita ingin menciptakan sistem pendidikan yang lebih adil dan merata.

Solusi yang Mungkin
Untuk mengatasi masalah kecurangan dalam PPDB, beberapa langkah solutif perlu diambil. Pertama, pemerintah perlu menambah jumlah sekolah negeri, terutama di daerah yang kekurangan. Pembangunan unit sekolah baru sangat penting untuk mengakomodasi pertumbuhan jumlah peserta didik.

Kedua, upaya meningkatkan kualitas pendidikan harus dilakukan secara merata di semua sekolah negeri. Ini bisa mencakup pelatihan untuk guru, perbaikan fasilitas, serta penyediaan sumber daya pendidikan yang memadai. Hanya dengan cara ini kita bisa mengurangi ketimpangan kualitas pendidikan antara sekolah yang satu dengan yang lain.

Ketiga, sistem zonasi perlu diperkuat dengan pengawasan yang ketat dan teknologi yang lebih canggih untuk memastikan transparansi dan keadilan dalam proses PPDB. Pemerintah harus memastikan bahwa sistem yang ada tidak bisa dengan mudah dimanipulasi.

Keempat, pemerintah juga bisa bekerjasama dengan sekolah swasta untuk memastikan bahwa semua anak mendapatkan pendidikan berkualitas tanpa harus bergantung sepenuhnya pada sekolah negeri. Kolaborasi dengan sekolah swasta bisa menjadi alternatif untuk mengurangi beban sekolah negeri yang sudah terlalu penuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun