Mohon tunggu...
Gusti Bety Septiana
Gusti Bety Septiana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Perempuan

Mahasiswa tingkat akhir di salah satu universitas di Jember

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ Melakukan Pendampingan Salah Satu Usaha Kuliner di Desa Wirowongso Kabupaten Jember

28 Agustus 2021   12:07 Diperbarui: 30 Agustus 2021   20:47 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandemi COVID-19 yang muncul pertama kali di dunia pada akhir tahun 2019 belum juga usai. Di Indonesia, penyebaran COVID-19 menunjukkan tren peningkatan sejak awal bulan Juli 2021. Dilansir dari Detik News, menurut Menteri Kesehatan RI tren peningkatan penyebaran COVID-19 di Indonesia disebabkan oleh libur lebaran, penularan yang siginifikan di beberapa daerah, serta masyarakat yang mulai abai menerapkan protokol kesehatan. Laju penularan yang terus meningkat ini membuat pemerintah memberlakukan kebijakan PPKM Darurat sejak tanggal 3 Juli 2021 sampai 20 Juli 2021, dan terus diperpanjang hingga saat ini.

Penularan virus yang masif dan pemberlakuan PPKM membuat kegiatan Kuliah Kerja Nyata atau yang biasa disebut KKN dilaksanakan di kampung halaman masing-masing mahasiswa dan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. KKN periode ini bertajuk KKN Back To Village 3 Universitas Jember. Mahasiswa diberi kebebasan untuk memilih salah satu dari lima tema yang ditawarkan. Hal ini bertujuan supaya mahasiswa mudah untuk menggali dan menyesuaikan dengan permasalahan yang ada di kampung halaman masing-masing.

Salah satu desa yang menjadi lokasi KKN BTV 3 UNEJ adalah Desa Wirowongso. Desa Wirowongso merupakan salah satu desa di Kecamatan Ajung Kabupaten Jember. Desa Wirowongso terdiri atas empat dusun yaitu Dusun Besuk, Dusun Penganggungan, Dusun Sumberjo, dan Dusun Renes. Desa berpenduduk 6500 jiwa penduduk ini juga menjadi salah satu pintu masuk Kabupaten Jember dengan adanya Bandara Notohadinegoro. Penduduk Desa Wirowongso memiliki berbagai macam mata pencaharian, seperti buruh pabrik, bertani, berdagang, dan menjadi pelaku usaha.

Gambar 1. Balai Desa Wirowongso

Sama halnya dengan daerah-daerah lainnya, Desa Wirowongso tidak luput dari penyebaran COVID-19. Dimana beberapa waktu lalu Kecamatan Ajung sempat menjadi wilayah zona merah. Hal ini tentu memberi dampak ke berbagai sektor kehidupan, seperti ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan kegiatan sosial sehari-hari. Dampak ekonomi cukup dirasakan oleh masyarakat setempat, sebab banyak buruh pabrik yang terpaksa sementara dirumahkan atau pedagang di pasar yang terpaksa membatasi jam operasionalnya. Beberapa pelaku usaha juga mengeluhkan adanya penurunan penjualan karena pandemi COVID-19 yang tak kunjung reda.

Diantara pelaku usaha yang mengalami penurunan penjualan, adalah penjual kue tradisional dan makanan lainnya. Ia membuat beberapa macam kue tradisional dan menjualnya di pasar, terkadang juga menerima pesanan kue dari pelanggan yang hendak menggelar acara. Pandemi COVID-19 dan kebijakan PPKM membuat penjualan kue semakin menurun, karena dibatasinya jam operasional pasar dan dibatasinya penyelenggaraan acara seperti pesta pernikahan, pengajian, dan acara-acara tatap muka lainnya. Terlebih, metode pemasaran masih dilakukan secara konvensional, produk belum banyak dikenal konsumen, harga bahan-bahan kue yang semakin mahal, serta belum adanya pembeda produk dengan produk lain yang sejenis.

img-20210814-wa0005-6129c2e431a287193c5d4962.jpg
img-20210814-wa0005-6129c2e431a287193c5d4962.jpg

Gambar 2. Produk Usaha Kue Tradisional

Oleh karena itu dalam kegiatan KKN Back To Village 3 UNEJ ini penulis sebagai mahasiswa sekaligus peserta KKN mencoba memberikan solusi dan pendampingan selama empat minggu (terhitung sejak 11 Agustus 2021 hingga 10 September 2021). Beberapa solusi yang ditawarkan untuk mengatasi masalah penurunan penjualan yaitu melakukan pemasaran secara digital (digital marketing) dengan cara membuat akun sosial media usaha, membuat nama dan logo usaha (digital branding), mendaftarkan usaha di Google Business supaya lokasi usaha mudah ditemukan konsumen melalui Google, mengusulkan inovasi produk selain kue karena harga bahan untuk membuat kue sedang naik, serta memperkenalkan tools pencatatan keuangan sederhana supaya dapat mengetahui proporsi modal dan laba secara sederhana.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun