Angkot atau angkutan kota adalah salah satu transportasi umum yang ada di Cirebon. Kendaraan yang identik dengan warna biru dan plat kuning ini sering dipakai oleh pelajar untuk bersekolah dan ibu ibu untuk berbelanja. Walaupun ada positifnya, angkot, terutama di Cirebon dianggap sangat meresahkan oleh penghuni jalanan.
Salah satu tempat yang paling banyak dihuni oleh angkot adalah parkiran depan Asia. Pada siang atau sore hari, di tempat itu bisa terdapat sekitar 7 sampai 11 angkot yang berhenti untuk menunggu pelanggan. Angkot ini sangat mengganggu pengguna jalan lain yang ingin melewati jalan ini. Di jalan ini yang bernama ‘karanggetas’ angkot biasa mengambil 2 jalur untuk parkir, mereka juga terkadang parkir di perempatan lampu merah. Angkot juga sering tiba-tiba parkir mendadak saat melihat calon penumpang.
Angkot seharusnya diregulasi seperti di sistem Jaklingko yang diterapkan di Jakarta. Angkot dibayar per kilometer dia jalan bukan per penumpang. Hal ini dapat memacu angkot untuk terus bergerak dan tidak “ngetem” di tempat tertentu lalu menyebabkan macet. Dengan menggunakan sistem ini, harapannya kemacetan akibat angkot bisa berkurang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H