TEORI TENTANG KEBENARAN : Sejarah,Ilmu,dan Agama
Oleh : Gustama Fauzi Al Fajar
Berbincang mengenai sejarah, tentu akan bersinggungan dengan ilmu dan agama. Dengan berbagai teori dan penafsiran yang beragam, patut dipahami dengan baik tiap tiap hal yang bersangkutan didalamnya. Satu teori yang menjadi penting sebelum membahas lebih jauh mengenai hal tersebut adalah teori tentang kebenaran. Teori yang lahir dari akal sehat manusia sendiri. Dengan munculnya hubungan makna dari kata “Tanya” dan “pikir” yang timbul dalam akal manusia sehingga membedakan makna hidup bagi manusia dan hewan . memberikan arti bahwa manusia memiliki kemampuan untuk memikiran tentang suatu hal. Fakta yang meberikan perbedaan bagi manusia dengan hewan adalah manusia merupakan makhluk yang menciptakan kebudayaan yang didalamnya termuat macam macam bentuk ilmu pengetahuan (Anshari, 1987).
Dalam ilmu manthiq disebutkan bahwa manusia adalah hewan, hewan yang memiliki akal untuk bertanya dan akal untuk mencari kebenaran atas pertanyaan tersebut. Dengan kata lain manusia adalah makhluk tuhan yang memiliki karunia berupa akal. Sudah seharusnya makhluk bernama manusia mempergunakan akalnya untuk mencapai titik tertinggi dalam mencari nilai kebenaran. Nilai kebenaran disini juga dimaksudkan dalam proses pembuatan sejarah. Banyak fakta yang ditemukan bahwa sejarah sejarah yang ada ternyata tidak orisinil . “lalu apa yang disebut dengan kebenaran?”.
Ada tiga teori yang ikut mempengaruhi teori tentang kebenaran. Pertama, Teori Korespondensi ; kedua, Teori Konsistensi , dan ketiga , Teori pragmatis (Anshari, 1987). Teori korespondensi secara umum dianut oleh para pengikut realisme. Teori ini memberikan arti bahwa adanya kesesuaian antara opini yang kita berikan dengan fakta yang ada. Memberikan pernyataan yang apa adanya dengan keserasian dan keaktualan fakta. Teori ini bersifat obyektif. Teori kedua adalah teori konsistensi yang dapat dimengerti berupa teori yang memiliki kesesuaian antara perkataan yang sudah terlebih dahulu pernah dipublikasikan. Sehingga dapat diterima oleh kalangan masyarakat luas. Teori ini juga sering disebut dengan teori penyaksian / teori yang berisi kesaksian . sebuah pernyataan ini dianggap benar apabila mendapatkan dukungan dari pernyataan yang sudah terlebih dahulu ada atau yang akan muncul setelahnya untuk memperkuat pernyataan tersebut. Teori yang terakhir adalah teori pragmatis yang memiliki nilai praktis yang memuaskan. Maksudnya adalah memiliki manfaat langsung dalam kehidupan manusia yang dapat dirasakan oleh diri sendiri dan masyarakat luar.
Sejarah menurut ibn Khaldun merupakan ilmu yang di telaah , dipelajari dan di pahami secara mendalam melewati rentang waktu yang cukup lama dengan melampaui beberapa bangsa dan generasi (Al-Khudhairi, 1987). Secara arti lahiriah sejarah hanya sekedar kabar tentang hari – hari , negara negara dan tahun tahun yang lalu. Secara nilai sejarah semakin melebar dan beragam dengan berisikan perayaan perayaan dari kelompok tertentu. Mulai dari hari keagamaan atau hari peringatan nilai nasionalisme. Secara batinnya , sejarah merupakan ilmu yang mengkaji pada kejadian kejadian dan elemen yang berpengaruh didalamnya. Serta mengkaji berbagai macam peristiwa yang timbul dikarenkan oleh suatu sebab. Oleh karena itu sudah sejak lama muncullah pemikiran bahwa setiap peristiwa sejarah pasti memiliki hikmah didalamnya.
Kutipan diatas dapat disimpukan arti sejarah dalam pandangan ilmu adalah penjabaran mengenai bagaimana kelompok,negara dan agama tegak,mekar,dan sirna.Ibn Khaldun memiliki pandangan dari karya karya yang telah ada sebelumnya bahwa sejarah mudah untuk dimanipilsi keasliannya. Maka ibn Khaldun memiliki Langkah Langkah dalam menanggulangi resiko rusaknya keaslian sejarah. Langkah ibn Khaldun ini juga masih berhubungan dengan teori tentang kebenaran dan dapat dimasukkan kedalam filsafat sejarah. Berikut merupakan sebab kesalahan dalam penulisan sejarah:
- Kecenderungan / fanatisme seseorang terhadap satu kelompok Ketika menerima berita yang dirasa baik bagi kelompoknya tanpa ada penyelidikan lebih lanjut.
- Kepercayaan yang terlalu berlebihan kepada pemberi berita, padahal harus terlebih dahulu dilakukan pengkajian.
- Gagal nya memahami arti sebenarnya dari berita yang disampaikan.
- Terlalu mempercayai sebuah kabar berita, sebab ini dapat di kaitkan dengan sebab kedua.
- Tidak sanggup memikirakan hubungan satu peristiwa dengan peristiwa yang lain.
- Keinginan untuk menarik hati penguasa.
- Sebab yang ketujuh merupakan sebab yang paling penting, walaupun pada tata letaknya dalam kitab al muqoddimah diletakkan paling akhir ialah, tidak dapatnya pendengar memahami pengaruh perubahan dari setiap peristiwa dan perbuatan yang memiliki hubungannya juga dengan sifat masyarakat.
Sebenarnya masih ada 2 sebab yang dituliskan oleh ibn Khaldun dalam kitab al muqoddimah yang terdapat dalam pendahuluan. Sebab pertama adalah seringnya para sejarawan dan tokoh-tokoh tafsir memahami berita dari satu sudut pandang tanpa melihat peristiwa yang serupa yang sudah memiliki penilaian akan hikmahnya. Akhirnya para sejarawan terlalu mudah membenarkan setiap berita yang datang. Sebab yang kedua para sejarawan terlalu menitikberatkan peristiwa-peristiwa masa lalu tanpa memikirkan adanya perubahan pada zaman setelahnya (Al-Khudhairi, 1987).
Dalam undang undang pokok tentang perguruan tinggi nomor 22 tahun 1961 . sejarah termasuk kedalam pembagian jenis ilmu kebudayaan (Anshari, 1987). Sesuai yang ditulis oleh Mohammad Hatta bahwa pengetahuan dibagi menjadi dua , yaitu pengetahuan pengalaman dan pengetahuan ilmu. Pengetahuan merupakan hasil kajian dari akal pikiran manusia yang memiliki kesanggupan memahami suatu objek dengan akal dan pancaindra. Walaupun hanya untuk mengetahui bentuk suatu benda.
Berbeda dengan pengetahuan, ilmu pengethuan memiliki definisi berupa gambaran atau keterangan yang lebih lengkap dan konsisten, juga memiliki istilah yang lebih sedikit dan sederhana. ilmu pengetahuan adalah sebuah ilmu yang masih dapat dicapai dengan akal pikiran manusia karena bersifat sistematis, rasional, empiris, umum,dan kumulatif. Sehingga masih dapat dijangkau dengan pemikiran dan panca indera manusia.
Setiap ilmu juga memiliki objek yang berbeda beda dalam focus kajian dan latar belakang , guna memberikan perbedaan tiap tiap jenis ilmu nya. Seperti yang dituliskan oleh prof. Dr H.M RASYIDI tentang tingkatan keilmuan . bahwa tingakat keilmuan tertinggi adalah pengetahuan mengenai ketuhanan. Pengetahuan mengenai ketuhanan yang berhubungan mengenai peristiwa bersejarah dalam sejarah islam tentu sulit dirasa untuk mudah dipercaya begitu saja. Maka dari itu timbullah sebuah hubungan antara sejarah,ilmu dan agama.