Mohon tunggu...
Gustaaf Kusno
Gustaaf Kusno Mohon Tunggu... profesional -

A language lover, but not a linguist; a music lover, but not a musician; a beauty lover, but not a beautician; a joke lover, but not a joker ! Married with two children, currently reside in Palembang.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Puspa Ragam Coretan tentang Istilah Terkini, Mulai dari "Pelakor" sampai "Naturalisasi"

14 Februari 2018   18:03 Diperbarui: 14 Februari 2018   22:25 1716
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada istilah baru yang lumayan trending di media sosial yaitu "pelakor". Dia adalah akronim dari "perebut laki orang". Yang terutama dapat gelar ini adalah Jennifer Dunn yang konon merebut suami orang dan tanpa sungkan-sungkan memajang kemesraannya di Instagram. Saya tadinya berasumsi istilah "pelakor" ini sangat baru diciptakan orang di dunia maya dan kagum dalam waktu singkat sudah diadopsi orang. Saya pernah menulis coretan membuat hipotesis mengapa kata "pelakor" ini begitu cepat diserap dalam mindset publik. Alasan saya, karena kata "pelakor" ini sangat dekat dengan kata "pelacur", sehingga di bawah sadar orang mengasosiasikan kedua kata ini.

Tengarai saya bahwa ini kata baru gres, ternyata terbantahkan dengan tidak sengaja. Kebetulan saya sedang membaca sebuah novel Ayu Utami berjudul "Larung" yang luar biasa. Di situ, pada salah satu bab saya menemukan kata "lakor". Saya kutip sedikit paragraf itu: "Bagus, elu udah putus dari laki orang itu. Carilah bujangan, Cok. Jangan lakor. Bahaya." Dan novel "Larung" ini sudah diterbitkan pada tahun 2000. Berarti setidaknya "lakor" ini sudah menjadi bahasa gaul 18 tahun yang lalu.

Micin

Kata yang cukup populer di medsos untuk mengolok-olok adalah "micin". Biasanya kita ini disandingkan dengan kata "bani" menjadi "bani micin". Kita semua mafhum apa yang dimaksud dengan "micin" yang sebutan dalam bahasa Inggris adalah MSG (Monosodium glutamate). Dia adalah penyedap makanan. Yang membikin saya sedikit heran, kata "micin" ini dulunya disebut orang dengan "vetsin". Entah semenjak kapan kata "micin" ini menggusur kata "vetsin". Istilah "vetsin" ini diadopsi ke dalam kosakata Indonesia bermula dari nama merk bumbu penyedap makanan yaitu "Ve Tsin". Sampai sekarang produk bumbu ini masih dijual di pasaran. Kalau menganalisis akar kata itu sendiri, dia berasal dari bahasa mandarin "bi-tjieng" (bi= flavour, cita rasa, tjieng = powder, bubuk).

Yang menarik, kata "vetsin" ini juga ada pada kosakata bahasa Malaysia dan Filipina. Inilah salah satu contoh kata yang lahir dari nama sebuah merk (trade mark). Contoh lain, misalnya "odol" dari merk pasta gigi "Odol", "silet" dari merk pisau pencukur "Gilette".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun