Interaksi saya sebagai dokter gigi dengan pasien ternyata memberi bonus ragam bahasa yang menjadi minat (interest) saya. Inilah beberapa dialog kocak yang sempat saya rekam dalam ingatan saya. Suatu hari, seorang pasien kenalan baik saya yang keturunan Tionghoa datang berobat gigi. Katanya, “Dok, mau tambal gigi lagi. Entahlah, gigi saya ini kok cepat rusak. Maklum ya, bikinan China.” Saya ngakak mendengar gurauan gaya “Stand Up Comedy” ini.
Umumnya perawatan gigi memerlukan beberapa kali kunjungan. Oleh karenanya, sebelum pasien pulang, saya akan berkata:”Nanti kembali lagi hari Jumat, ya bu.” Mendengar pesan ini, selalu pasien akan mengonfirmasi: “Jumat, malam Sabtu, dok?”. Dan atas konfirmasi yang unik ini saya akan menjawab:” Ya, Jumat, malam Sabtu”. Dan ini berlaku bagi penyebutan hari-hari yang lain, kalau saya berkata:”Bapak kembali lagi hari Selasa, ya.”, pasti pasien akan bertanya:”Selasa, malam Rabu, dok?” dan seterusnya.
Hal yang nampaknya foolish ini, mendapat pencerahan dari seorang teman Kompasianer, Rukyal Basri, yang mengatakan bahwa secara budaya dikenal sistem almanak matahari (syamsiyah) di mana pergantian hari pada jam 0:00 dan sistem almanak bulan (qomariyah) di mana pergantian hari pada pukul 6:00 sore. Di negara-negara Barat hanya berlaku sistem syamsiyah, sedangkan di masyarakat Indonesia, kedua sistem ini dianut bersama. Jadi memang menjadi sangat unik, bahwa penyebutan “Jumat malam” harus dipertegas lagi dengan “malam Sabtu”. Saya pernah mencoba mengatakan kepada pasien:”Nanti kembali malam Jumat,ya pak”, tapi malah mendapat pertanyaan:”Oh, hari Kamis, ya dok?”. Jadi, apa pun yang saya ucapkan tetap harus dikonfirmasi dan diklarifikasi.
Bahasa komunikasi pasien kepada dokter gigi juga sering membuat saya tertawa. Seorang pasien yang ingin giginya dibuatkan jacket (selubung/sarung gigi yang terbuat dari akrilic atau porselen putih) mengatakan kepada saya “minta giginya dikondom”. Pasien yang lain yang ingin dibersihkan karang giginya, mengatakan “mau cuci gigi” dan kalau ingin cabut gigi mengatakan “giginya mau dilepas”. Dulu saya sempat confused waktu pasien mengatakan “mau lepas gigi” dan menyangka dia melepaskan gigi palsunya. Bahkan yang lebih lucu lagi, ada pasien yang ingin dipasang “behel” (kawat gigi) mengatakan mau minta dipasang “kandang kawat”.
Seperti yang pernah saya tulis dalam posting beberapa tahun yang lalu, setelah membayar jasa pengobatan gigi, seorang pasien mengatakan minta dibuatkan kuitansi untuk “rembes”. Karena pelafalannya sama dengan kata “rembes” yang maknanya “menyerapnya air ke dalam suatu benda” saya jadi merasa aneh, apa hubungan antara kuitansi dengan serapan air. Untung, akhirnya saya mengerti bahwa yang dimaksud dengan “rembes” ini adalah istilah Inggris “reimburse” (yang artinya “penggantian biaya yang sudah dikeluarkan”) yang diklaimkan pada asuransi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H