Mohon tunggu...
Gustaaf Kusno
Gustaaf Kusno Mohon Tunggu... profesional -

A language lover, but not a linguist; a music lover, but not a musician; a beauty lover, but not a beautician; a joke lover, but not a joker ! Married with two children, currently reside in Palembang.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Inilah Buku yang Lahir dari Rahim Kompasiana

27 Januari 2014   15:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:25 783
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_318682" align="alignnone" width="620" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption]

Pada bulan September 2009, saya membaca iklan buku penerbit Gramedia di harian Kompas yang terus terang menyedot perhatian saya. Pada iklan yang berukuran cukup besar ini dipromosikan buku berjudul “Cat Rambut Orang Yahudi” tulisan Marsekal (Purnawirawan) Chappy Hakim. Disebutkan di situ, bahwa buku ini merupakan rangkuman dari tulisan Chappy Hakim pada blog Kompasiana. Saya mencari tahu tentang Kompasiana dan ternyata blog ini bukan hanya menampung tulisan orang yang sudah terkenal, tetapi memberi kesempatan kepada siapa saja (baik pemula maupun yang kawakan) untuk menyumbangkan tulisannya.

Inilah awal mula terbitnya keberanian saya untuk menekuni dunia tulis-menulis melalui Kompasiana. Tatkala posting pertama saya muncul di Kompasiana pada tanggal 26 September 2009, hati saya berbunga-bunga bak berada di langit ke tujuh. Rasanya saya sudah seperti penulis kondang Remy Sylado atau Andrea Hirata. Dari awal, passion saya adalah menulis tentang kebahasaan dengan segala keunikan baik tentang bahasa Indonesia, bahasa Malaysia, bahasa Inggris dan Belanda. Dari topik bahasa ini, ternyata banyak sekali yang bisa digali, diungkapkan dan dipetik pelajaran, termasuk bagi diri saya sendiri. Sejujurnya, banyak yang saya tulis adalah perihal yang juga baru saya ketahui dan pelajari.

[caption id="attachment_308576" align="aligncenter" width="353" caption="(dok pribadi)"]

13908116711706851378
13908116711706851378
[/caption]

Saya pernah menuliskan “unek-unek” sebagai penulis anak bawang menanyakan kepada Kang Pepih (Pepih Nugraha) yang pada masa itu adalah admin, bagaimana prosedur dan seluk beluk penerbitan buku dari postingan yang saya buat dan saya mendapat jawaban langsung dari beliau di inbox komen. Jawaban yang sungguh membesarkan hati saya untuk terus menulis di tengah keraguan akan kemampuan saya bersanding dengan penulis senior yang juga wartawan seperti Linda Jalil, Bang Asa dan lainnya.

Semangat saya lebih terpacu, tatkala tulisan saya berhasil menembus koran Kompas dan termuat di rubrik “Bahasa” dan saya masih ingat Kang Pepih sebagai admin khusus membuat tulisan pujian sebagai prestasi dari seorang Kompasianer. Dalam kurun waktu 4 tahun berkiprah di Kompasiana, telah tiga kali tulisan saya termuat di kolom “Bahasa” Kompas dan tiga kali pula termuat pada halaman Kompasiana Freez.

Tulisan saya di Kompasiana sudah mencapai lebih dari 750 buah, tatkala saya ditanya oleh Mas Isjet, admin yang sekarang, apakah posting saya sudah pernah dibukukan. Saya jawab belum sambil bersenda gurau bertanya apakah ada yang mau menerbitkan tulisan saya pada sebuah buku. Tak saya nyana, ternyata mas Isjet menyatakan akan menerbitkan buku tulisan saya melalui Penerbit Gramedia. Saya seperti mau pingsan saking surprise dan girangnya.

Saya diminta untuk menyeleksi tulisan-tulisan bertemakan bahasa yang bagus dan selanjutnya dilakukan pengeditan oleh Mas Isjet. Proses penerbitan buku ini ternyata penuh dengan halang dan rintangan, persis seperti latihan obstacle course yang saya jalani sebagai tentara. Terlebih-lebih lagi saya sama sekali “buta” dengan prosedur dan tahapan penerbitan sebuah buku. Ada misunderstanding tentang ‘unggah ungguh’ dalam interaksi antara saya sebagai penulis, editor dan penerbit. Saya bahkan merasa kecil hati, karena rencana penerbitan buku ini serasa seperti “digantung” (suspended).

Karenanya, kalau pada akhirnya buku saya terbit, ini seperti kebahagiaan yang tiada tara. Buku saya ini berjudul “Gara-gara Alat Vital dan Kancing Gigi” yang memang meniru gaya penjudulan dari Kompasianer Chappy Hakim. Seperti judul “Cat Rambut Orang Yahudi” yang merupakan gabungan dari dua topik “Cat Rambut” dan “Orang Yahudi”, judul buku saya juga merupakan gabungan dari dua topik tentang “alat vital” dan “kancing gigi”. Setelah empat setengah tahun bermimpi, akhirnya my dream comes true dengan diterbitkannya buku karya saya, mengikuti jejak Chappy Hakim. Sebagai catatan tambahan, Chappy Hakim adalah tentara purnawirawan dan saya juga tentara purnawirawan, meskipun pangkat saya hanya kolonel. Anyway, saya bangga menjadi Kompasianer ke sekian yang diterbitkan bukunya dari latar belakang militer.

Ucapan terima kasih yang tak terhingga dari saya bagi semua sahabat Kompasianers yang selama ini telah memberikan dukungan moril dan encouragement. Mudah-mudahan, seperti kata Kang Pepih, buku saya akan menjadi penyemangat bagi Kompasianers lain untuk juga menghasilkan sebuah buku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun