Mohon tunggu...
Gustaaf Kusno
Gustaaf Kusno Mohon Tunggu... profesional -

A language lover, but not a linguist; a music lover, but not a musician; a beauty lover, but not a beautician; a joke lover, but not a joker ! Married with two children, currently reside in Palembang.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Lipitor, Obat yang Bikin Orang Jadi Bodoh

24 Agustus 2012   08:06 Diperbarui: 22 Maret 2016   19:44 1594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_201884" align="aligncenter" width="550" caption="(topnews.net.nz)"][/caption]

Bagi mereka yang sudah menapak usia pertengahan (middle age), nama obat Lipitor ini tentu tak asing lagi. Obat golongan statin ini memang sudah sangat ‘tenar’ sebagai penurun kadar kolesterol dan industri farmasi produsen Lipitor ini meraup tak kurang dari 26 miliar dollar per tahunnya. Kolesterol sudah terukir dalam benak kita (baik orang awam maupun dokter) sebagai biang kerok penyebab sakit jantung, sehingga perlu diperangi dengan Lipitor yang harus diminum seumur hidup.

Amankah obat Lipitor ini dikonsumsi dalam jangka lama? Judul tulisan di atas sudah menjawab pertanyaan ini. Anda mungkin mengernyitkan kening mendengar ada obat yang mampu membuat orang jadi bodoh. Tapi, more or less, itulah yang terjadi. Penemuan efek samping obat Lipitor ini dilaporkan pertama kali oleh dokter Duane Graveline, dokter penerbang Angkatan Udara AS, mantan astronot NASA, dari pengalaman pribadi memakai Lipitor.

Di tahun 1999, setelah enam minggu memakai Lipitor, pada suatu pagi setelah pulang dari berolahraga di sebuah taman, dokter Graveline berjalan berputar-putar di sekitar rumahnya seperti orang linglung. Istri yang menghampirinya sambil membawa kue dan segelas susu, bahkan juga tak dikenalinya. Ajakan untuk masuk ke dalam rumah juga ditampiknya, karena dia tak mengenali rumahnya sendiri. Pikiran kosong ini berlangsung selama enam jam dan kondisi ini didiagnosa sebagai ‘transient global amnesia’ (TGA). Meskipun bersifat transient (sementara), penderita ini memang benar-benar nampak ‘bodoh’, karena fungsi kognitif (pengetahuan) tiba-tiba lenyap mundur sampai berpuluh tahun.

Meskipun pada waktu itu belum ada kajian ilmiah yang mendukung ‘kecurigaan’ bahwa Lipitor menyebabkan TGA, dokter Graveline menghentikan pemakaian obat penurun kolesterol ini. Setahun kemudian, setelah melaksanakan cek rutin kesehatan, dia kembali disarankan untuk memakai atorvastatin (Lipitor) ini. Dan enam minggu setelah pemakaian obat ini, dia kembali mendapat serangan TGA, yang kali ini berlangsung selama 12 jam. Dia mengalami kekosongan memori sampai berpuluh tahun ke belakang (retrograde memory loss), sehingga tak mengenali istrinya, keempat anaknya, masa waktu dia bekerja di NASA, juga masa waktu dia kuliah di fakultas kedokteran.

TGA (transient global amnesia) dapat terjadi sebagai akibat olahraga yang terlalu keras (vigorous exercise), senggama (sexual intercourse), krisis emosi (emotional crises), direndam dalam air dingin (cold water immersion), trauma dan angiografi otak. Namun baru sekarang ‘terbukti’ bahwa pemakaian obat Lipitor juga dapat menyebabkan TGA ini. Setelah melalui serangkaian survei, dokter Graveline menulis sebuah buku berjudul ‘Statin Drugs Side Effects and the Misguided War on Cholesterol’, di mana dia menyebutkan Lipitor ini sebagai ‘thief of memory’ (pencuri daya ingatan).

Semenjak dokter Graveline mengungkap kasus ini, ratusan pemakai obat Lipitor juga melaporkan pengalaman yang serupa. Semula mereka merasa ‘malu’ dan ‘bimbang’, karena beranggapan mundurnya pikiran ini sebagai kodrat orang lanjut usia. Beragam laporan yang masuk, di antaranya sulitnya berkonsentrasi, mudah lupa, disorientasi, pikiran yang ‘berkabut’ (foggy memory), amnesia beberapa jam sampai gejala Alzheimer (pikun). Ada seorang ibu pemakai Lipitor yang mengisahkan pengalaman TGA yang ‘kocak’. Suatu hari dia menemukan jejak kaki di salju di depan rumah, potongan-potongan ranting di beranda rumah dan sisa makanan di atas piring di dapur dan mengira sudah ada maling yang memasuki rumahnya. Keesokan harinya, barulah dia tersadar bahwa tanda-tanda misterius ini adalah hasil perbuatannya sendiri.

Sampai sekarang, karena adanya ‘conflict of interest’, pemerintah dan pihak pemangku kepentingan masih mengambil sikap ‘tutup mata’ terhadap pemakaian Lipitor ini. Kajian ilmiah yang ‘menafikan’ kolesterol sebagai penyebab langsung penyakit jantung masih terus dikembangkan. Yang jelas, otak kita sesungguhnya banyak mengandung kolesterol, yang sebagian besar terdapat pada pembungkus syaraf (myelin sheath). Kolesterol juga dibutuhkan untuk pembentukan synapses (simpul syaraf) yang berfungsi untuk mentransmisi dan menerima impuls syaraf. Jadi dapat dibayangkan, apa yang terjadi pada otak kita kalau kolesterol ini ‘dibasmi’.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun