[caption id="attachment_121650" align="aligncenter" width="614" caption="hyperhidrosis pada telapak tangan (ilust sweaty-palm.com)"][/caption]
Sewaktu masih duduk di bangku sekolah dasar, saya mempunyai seorang teman yang kedua belah telapak tangannya selalu bermandikan keringat. Oleh karenanya kemana pun dia berada, tangannya selalu dibebat dengan saputangan atau handuk kecil. Tanpa saputangan ini, dia tidak akan mampu menulis di buku tulisnya, karena keringat akan deras menetes dari telapak tangannya dan melunturkan tinta pada buku catatannya. Teman yang satu ini cukup disegani, karena berperawakan lebih besar dari rata-rata dan belitan handuk kecil di tangannya memang mirip dengan sarung tinju, sehingga kami tidak berani menggodanya, takut mendapat bogem mentah darinya.
Sekarang saya sudah mengetahui nama kelainan ini yaitu hyperhidrosis. Kondisi berkeringat berkelimpahan (excessive sweating) ini umumnya terjadi pada tangan, kaki dan ketiak. Penyebabnya adalah keturunan (run in the family) dan menimpa pada 2-3 persen populasi. Semua manusia secara normal pasti berkeringat pada saat cuaca panas, sehabis melakukan kegiatan fisik/berolahraga dan pada waktu ‘emosi’ (marah, takut, cemas, atau malu). Namun penderita hyperhidrosis ini tetap bercucuran keringat, kendatipun cuaca dingin dan dia tidak melakukan aktivitas apa pun. Kondisi ini dinamakan sebagai primary hyperhidrosis. Ada pula kondisi yang dinamakan secondary hyperhidrosis yaitu apabila keringat berlebihan ini disebabkan oleh karena penyakit-penyakit tertentu.
Penyakit-penyakit yang mengakibatkan hyperhidrosis ini antara lain kanker, diabetes, sakit jantung, hyperthyroidism (penyakit ’gondok’), tuberkulosis, pheochromocytoma, menopause, penyakit Parkinson, gout (sakit ’asam urat’), stroke dan beberapa lainnya. Sudah barang tentu kondisi ini lebih serius dibandingkan dengan primary hyperhidrosis. Untuk mendalami penyebab ’banyak keringat’ ini, dokter akan menanyakan apakah kondisi ini disertai dengan penurunan berat badan (pada diabetes dan hipertiroid), jantung suka berdebar-debar (pada sakit jantung), keringat malam (pada tuberkulosis), kehilangan nafsu makan dan lainnya.
Hyperhidrosis primer (bukan karena penyakit tertentu) dapat ditanggulangi sesuai dengan ’keparahan’-nya. Yang ringan kita dapat menggunakan anti-perspirant (anti keringat) yang dibubuhkan pada wilayah tubuh yang sering berkeringat. Anti-perspirant ini mengandung zat aluminium chloride yang bekerja dengan menghambat saluran peluh (sweat duct). Aluminum chloride dalam dosis tinggi dapat menyebabkan noda pada kain yang tidak dapat dihilangkan. Cara lain adalah dengan pemberian obat anticholinergic yang bekerja dengan mencegah stimulasi dari kelenjar keringat (sebagai contoh merk dagang Ditropan, Robinul). Efek samping obat ini adalah mulut kering, perasaan melayang (dizziness) dan gangguan berkemih.
Cara pengobatan lain khususnya untuk tangan dan kaki yang berkeringat adalah dengan iontophoresis. Ini adalah cara dengan memberikan aliran listrik pada tangan dan kaki yang dicelupkan di dalam air. Aliran listrik berkekuatan rendah ini diberikan selama 10-20 menit dengan tujuan untuk ’menutup’ saluran keringat. Diperlukan tindakan iontophoresis sekitar 6-10 sesi, supaya diperoleh hasil yang optimal. Kemudian ada pula cara dengan melakukan penyuntikan botox, khususnya untuk hyperhidrosis pada ketiak. Botox ini akan disuntikkan di wilayah yang berkeringat banyak, dengan hasil yang diperoleh cukup memuaskan dan bisa bertahan sampai sembilan bulan. Pengobatan dengan botox ini sudah mendapat approval dari Badan POM Amerika Serikat (Food and Drug Administration)
Cara penanganan yang lebih bertahan lama adalah dengan tindakan operasi yang dinamakan dengan Endoscopic thoracic sympathectomy (ETS). Operasi kecil ini dilakukan dengan memotong syaraf simpatis di tulang belakang di wilayah tulang dada (thorax). Syaraf simpatik ini memang mengontrol mekanisme berkeringat sehingga ETS akan menghentikan mandi keringat pada telapak tangan dan pada wajah secara permanen. Tingkat keberhasilan menghentikan keringat pada telapak tangan sekitar 85-95 persen.
Hyperhidrosis yang nampaknya sepele sebetulnya banyak memberikan hambatan baik secara psikologis, sosial dan profesional. Penderitanya akan kehilangan rasa percaya diri dalam berinteraksi sosial, misalnya pada waktu berjabat tangan. Dia juga akan mengalami kesulitan mengoperasikan dan menggenggam alat-alat tertentu seperti pisau atau memainkan alat musik. Juga mengenakan sepatu sandal pun menjadi runyam, karena kaki yang berkeringat akan tergelincir di dalam sepatu sandal itu. Penderitanya juga harus menjaga diri dengan banyak minum, karena hyperhydrosis ini akan mengakibatkan dehidrasi/kehilangan cairan tubuh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H