[caption id="attachment_93906" align="aligncenter" width="530" caption="(ilust editorsweblog.org)"][/caption]
Stereotyping atau mencirikan sifat-sifat bangsa-bangsa di dunia secara pukul rata memang tidak ada landasan ilmiahnya. Dia bahkan mengandung banyak biasnya, sehingga kita yang mendengarnya biasanya cuma bisa tersenyum – tersenyum geli kalau yang diperolok adalah bangsa lain, tersenyum kecut kalau yang diperolok adalah bangsa sendiri. Obrolan soal stereotyping ini bisa membuat suasana hati jadi gondok (ruin your day) atau sebaliknya membuat suasana hati jadi terhibur (make your day). Oleh karenanya membaca pencirian bangsa-bangsa ini tidak perlu dimasukkan dalam hati apalagi diserap dalam otak dan anggaplah sebagai ‘obat penawar mengantuk’. Akan saya sampaikan beberapa stereotyping bangsa yang cukup menarik perhatian kita.
Amerika
Orang Amerika diberi ciri sifat-sifat ’angkuh’ (arrogant), terbuka (open-minded), suka yang praktis dan efisien (efficient and practical), cuma tahu negaranya saja dan buta sama sekali dengan negara-negara lain (US-centered), egois, suka blak-blakan (straight-forward), tukang makan fast foods, tukang perang kayak koboi (war-monger) dan hobi mengucapkan God is with us.
China
Pelit (stingy), tukang meludah di mana-mana (noisy spitters), berotak encer (fast learners), ambisius, materialistis, jago kung fu dan seni bela diri (martial arts), tukang bajak hak cipta (copyright pirate), tidak mentaati kontrak, tenaga kerja murah (cheap labor), peminum teh hijau, pemakan segala macam binatang, mata duitan (business-oriented), tukang mengisap madat (opium smokers), mempunyai semboyan ‘uang dapat membeli segalanya’ (money rules the world), mempunyai ambisi yang kuat (assertive).
Belanda
Sopan santun (polite), membosankan (boring), suka menjengkelkan (provoking), sangat tertib dan sistematis (organized), sok pintar (opinionated), keras kepala (stubborn), penduduknya hidup di seputar kincir angin (windmill), pakai terompah kayu (wooden clogs), dikelilingi kebun bunga tulip sambil mengunyah keju, suka licik dalam berbisnis (devious in business). Ada sejumlah istilah dengan kata Dutch untuk menggambarkan sifat orang Belanda ini seperti Dutch courage (berani karena minum miras), Dutch gold (emas palsu alias kuningan), Dutch uncle (tukang mengeritik), Dutch wife (boneka seks).
Indonesia
Ramah dan hangat (warm and friendly), punya hati nurani yang dalam (conscientious), pemalas (lazy), religius, suka percaya takhayul (superstitious), tidak punya perencanaan (no planners), lamban (slow), rendah diri (inferior), tidak mempunyai kedisiplinan (lacking discipline), pencipta kata jam karet (rubber time), menomor-satukan keluarga (family-oriented), tidak pernah menaati peraturan (do not follow rules), toleran, lebih banyak menggunakan perasaan daripada akal, tidak suka berbantahan (unwilling to confront), selalu diam membisu dalam rapat (silent in meetings).
Perancis
Pemain cinta kelas wahid (good lovers), pencipta masakan paling enak di dunia (best cuisine in the world), introvert, egois (selfish), tukang bikin ribut (chaotic), tidak bertanggung jawab (irresponsible), anti berbicara bahasa Inggris, mempunyai budaya yang halus (cultured), tidak suka kerja keras, mandi tidak pakai sabun, sok gengsi (conceited) dan tidak percaya pada Tuhan.
Jerman
Jago di bidang permesinan (mechanical), tukang minum bir kelas wahid, makannya sosis dan acar kubis (eat sausage and sauerkraut), membenci ketidak-efisien-an dan tidak pernah datang terlambat, mencintai tanah airnya (love the Fatherland), prianya berperut buncit kebanyakan minum bir dan wanitanya berwajah khas Jerman (Teutonic) yang dingin, tidak memiliki rasa humor (no sense of humor), selalu berjabat tangan dimana-mana (always shaking hands), makan lima kali sehari.
Italia
Gigolo, prianya selalu hidup bersama mamanya sampai dia menikah, lebih ribut lagi dari orang Perancis (more chaotic than the French), suka menguasai (possessive), hangat (passionate), pencandu pizza dan pasta, suka bicara merayu (smooth talking), tidak jujur (dishonest), suka memanfaatkan orang (manipulative), wanitanya punya kumis (women have moustaches), sangat sadar mode (fashion-addicted), Casanova (perayu wanita) dan anggota Mafia dan geng kejahatan lainnya.
Jepang
Sangat tertib dan berdisiplin, suka senewen (neurotic), pecandu bekerja (workaholic), sangat kompeten, suka seks yang aneh-aneh (perverted), mandi bareng-bareng pria dan wanita di tempat umum, hobi membeli mainan seks (sex toys), suka makan ikan mentah (raw fish eaters), wanitanya sangat patuh dan penurut kepada laki-laki (subservient to men) dan cocok untuk menjadi isteri yang sempurna, hobi bunuh diri (suicidal) dan suka pergi berombongan (arrive in packs).
Sebenarnya masih banyak lagi stereotyping bangsa-bangsa lain, tetapi untuk sementara ini sampai di sini dulu saya cukupkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H