Mohon tunggu...
Gustaaf Kusno
Gustaaf Kusno Mohon Tunggu... profesional -

A language lover, but not a linguist; a music lover, but not a musician; a beauty lover, but not a beautician; a joke lover, but not a joker ! Married with two children, currently reside in Palembang.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Hallo 'Kompas', Jangan Keliru Lagi Ya... Mengeja 'Rijsttafel'!

23 November 2010   06:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:22 686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya bukan orang yang fasih berbahasa Belanda, bahkan masih jauh dari sekedar kelas elementary pun. Namun saya memang senang mempelajari bahasa ini dan disamping saya ada kamus jempolan bahasa Belanda yaitu Van Dale Groot Woordenboek yang menjadi rujukan andalan saya. Setiap saat membaca suratkabar Kompas di pagi hari, perhatian saya memang sedikit lebih terfokus, kalau ada istilah bahasa Belanda di situ. Dan ‘survei membuktikan’ bahwa ‘Kompas’ masih sering keliru mengeja istilah-istilah bahasa Belanda, meskipun barangkali jarang sekali ada yang mengoreksi, karena kita-kita ini toh sudah pada tidak kenal lagi dengan yang dinamakan Hollands spreken ini. Tapi demi akurasi bahasa, tidak ada jeleknya kalau saya akan mengoreksi ‘Kompas’ dengan harapan tentu saja tidak keliru lagi di kemudian hari.

Pertama-tama kita lihat edisi Kompas kemarin (22/10) yang membahas William Wongso sang pakar kuliner dan di sana tertulis kata rijstaffel yang dalam bahasa Belanda bermakna ‘hidangan masakan Indonesia’. Betulkan pengejaannya? Ternyata keliru dan seharusnya tertulis rijsttafel (dengan dua ‘t’ dan bukan dengan dua ‘f’). Hari ini, di halaman Opini yang berjudul [“Vi-a-vis” Korupsi] pada paragraf 18 juga dapat anda temui sebaris kalimat pepatah Belanda yang mengandung kekeliruan tata-bahasa. Di situ tertulis De uitzonderingin bevestigen de regel (yang kalau dalam bahasa Inggrisnya berpadanan dengan The exception that proves the rule). Dari rujukan saya pada kamus Van Dale pepatah ini seharusnya tertulis de uitzondering bevestigt de regel.

Pada edisi Kompas tanggal 4 Oktober 2010, ada bahasan tentang ‘tentara bayaran’ dan pada kalimat pengantarnya ditulis sebagai berikut [ ... yakni Koninklijk Nederlandsch Indisch Leger atau KNIL]. Sudah benarkah pengejaannya singkatan dari tentara KNIL ini? Sekali lagi dari referensi kamus Van Dale seharusnya KNIL dieja dengan kepanjangan Koninklijk Nederlands-Indisch Leger. Beda tipis ya, tetapi tetap kurang akurat. Demikian juga pada edisi ‘Kompas’ tanggal 9 September 2010 yang membahas mengenai stasiun kereta api Tawang Semarang tertulis nama jawatan KA zaman Belanda sebagai ‘Netherland Indische Spoorweg (NIS)’. Ejaan yang benar tentunya adalah ‘Nederlands-Indische Spoorweg’ Ya, kali ini ejaan Inggris dan Belanda dicampur-adukkan menjadi satu. Masih membahas mengenai stasiun KA Tawang pada paragraf 12 tertulis De Heeren Straat (nama jalan terkenal di stasiun itu). Ejaan yang benar adalah De Heren Straat ( arti harfiahnya adalah ‘jalan tuan’)

12904949081093630993
12904949081093630993
De Telegraaf

Pada edisi Kompas 5 Oktober 2010, menjelang keberangkatan presiden ke Negeri Belanda (yang kemudian dibatalkan), ada tulisan mengenai kenangan kunjungan presiden Soeharto ke negeri Belanda yang konon dijaga oleh tentara dan polisi begitu banyaknya sehingga suasana pada saat itu seperti mau perang. Dalam salah satu paragrafnya penulis mengutip berita koran terbesar di negeri kincir angin ini yaitu Daily Telegraph. Benarkah ada koran dengan nama itu di sana? Perasaan saya mengatakan pasti ada kesalahan mengeja dan setelah dicek memang seharusnya nama koran itu adalah De Telegraaf.

Pengejaan istilah Belanda ini juga bisa dijadikan gado-gado Indonesia dan Belanda seperti pada bahasan mengenai Sumpah Pemuda pada Kompas 10 Agustus 2010 yang tertulis Jong Djawa. Ejaan yang benar tentulah adalah Jong Java. Dan bukan cuma ejaan bahasa Belanda saja yang selip, saya juga melihat istilah Jerman dan Perancis yang mispelled. Seperti pada Tajuk Rencana edisi Kompas 29 September 2010 yang menulis Noblese oblige ( seharusnya dieja dengan noblesse oblige – pepatah Perancis yang bermakna ‘pangkat membawa amanah’) dan pada bahasan mengenai rasa kebangsaan Indonesia pada Kompas 15 November 2010 yang tertulis Deutsch Ubber Alles (yang seharusnya tertulis Deutschland Über Alles, semboyan bahasa Jerman yang bermakna ‘Jerman diatas segalanya’ atau Jerman yang terunggul).

Dan yang terakhir pada edisi Kompas 7 September 2010 dapat dibaca feature mengenai kota wisata Queenstown di Selandia Baru, antara lain disebutkan ada kegiatan [ ... melompat dari ketinggian ( bungy jumping ) .... ]. Ejaan yang benar adalah bungee jumping.Untuk istilah yang satu ini saya tidak tahu berasal dari bahasa apa, namun artinya melompat dari ketinggian dengan pergelangan kaki diikat dengan tali yang elastis.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun