Mohon tunggu...
Gustaaf Kusno
Gustaaf Kusno Mohon Tunggu... profesional -

A language lover, but not a linguist; a music lover, but not a musician; a beauty lover, but not a beautician; a joke lover, but not a joker ! Married with two children, currently reside in Palembang.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Eureka...Tulisanku Gol Lagi ke Gawang Kompas!

6 Agustus 2010   02:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:16 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

my second article (sumber epaper kompas)

Pagi ini saya memekik Eureka! dengan kegirangan seperti yang dirasakan oleh Archimedes pada waktu dia ketiban ’ide cemerlang’ untuk mengukur kemurnian emas selagi dia berendam di kamar mandi di abad ke 2 SM. Saking senangnya dia pada saat itu hingga dia lupa melilitkan handuk di tubuhnya dan berlarian mengelilingi rumah tanpa busana. Kegembiraan saya memang tidak sampai membuat saya berbugil ria seperti Archimedes, namun membuat seisi rumah rejoice (ikut bergembira) bersama saya. Apa pasalnya? Ya, karena untuk kedua kalinya tulisan saya berhasil masuk dalam rubrik ’Bahasa’ suratkabar ’Kompas’ hari ini.

Apa yang bisa saya lukiskan mengenai perasaan saya pada saat ini? Karena saya ’penggila’ bahasa Inggris, mungkin bisa saya ungkapkan bahwa saya sedang diliputi euphoria, jubilation, rapture dan ecstasy. Tapi jangan salah tangkap ecstasy disini bukanlah obat bius, namun bermakna ’perasaan gembira yang luar biasa’. Rasa suka-cita ini tidak sedikitpun berbeda ketika untuk pertama kalinya artikel saya yang berjudul ’Pecundang’ dimuat di ’Kompas pada tanggal 9 Juli 2010. Tentu di tengah kegembiraan yang pasti membanggakan ini, saya mengingatkan diri sendiri untuk tetap humble (rendah hati) dan tidak menepuk dada keras-keras. Jadi gambar yang menyertai tulisan ini kiranya bukan dipandang sebagai show off (sok pamer) tapi barangkali sebagai ’laporan’ saya kepada admin Kang Pepih bahwa ’anak buah’nya sudah mencetak satu prestasi lagi.

Kegiatan menulis yang memang baru mulai saya lakoni di usia kepala lima ini sebetulnya juga mencengangkan saya. Saya memang hobi membaca tapi angan-angan menulis selama ini selalu terpendam dalam sanubari saya. Dan destiny (takdir) membuat saya bertemu dengan Kompasiana yang membukakan pintu untuk impian saya menjadi seorang penulis. Karena menjadi penulis pemula saya sadari pastilah banyak kekurangan dan kelemahan dalam gaya penulisan saya ini. Namun saya selalu bersyukur karena begitu banyak teman-teman Kompasianers yang memberikan apresiasinya atas tulisan-tulisan saya ini. Kesemuanya amat membesarkan hati saya untuk terus menulis membagikan (sharing) ide-ide yang kiranya bermanfaat dan memberi pencerahan.

Seperti pada tulisan saya terdahulu saya mengajak sahabat-sahabat Kompasianers yang hebat-hebat semua untuk tetap semangat di dalam menelurkan ide-idenya dalam tulisan. Reward (imbalan) yang kita dapatkan memang seringkali tidak instan, tetapi tak jarang memerlukan waktu dan proses yang panjang. Jadi jangan give up karena di ujung lorong sana pasti ada sinar yang cemerlang menanti.

Salam Kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun