Mohon tunggu...
Gustaaf Kusno
Gustaaf Kusno Mohon Tunggu... profesional -

A language lover, but not a linguist; a music lover, but not a musician; a beauty lover, but not a beautician; a joke lover, but not a joker ! Married with two children, currently reside in Palembang.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Tidak Baku, Setop Memakai Istilah "Solutif" Sekarang Juga!

17 Juni 2014   17:19 Diperbarui: 25 September 2020   20:37 4513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ya, hentikan menulis istilah “solutif”, karena ini salah, ngawur, dan sok pintar.

Kata “solusi” memang termasuk salah satu kata serapan pendatang baru yang langsung disukai publik. Di masa lampau, kita biasa menggunakan istilah “pemecahan (persoalan)”, karena memang itulah padanan yang tepat dalam bahasa Indonesia.

Tak apalah kita sekarang memakai istilah (yang oleh sementara orang dianggap keren) “solusi”. Namun kata sifat dari “solusi” ini bukan (sekali lagi bukan) “solutif”. Saya katakan, kita sudah kebablasan dengan “mengarang-arang” kata sifat dari “solusi” menjadi “solutif” ini.

ilustrasi (dok. pribadi, tangkapan layar detikcom)
ilustrasi (dok. pribadi, tangkapan layar detikcom)
Mengingat kecenderungan (yang salah) semakin marak seperti pada judul berita di portal online “Konsep Ekonomi Jokowi Dinilai Lebih Solutif Dibanding Prabowo” (lihat gambar), saya merasa perlu untuk mengingatkan kita sekalian.

Referensi (acuan) pada semua kamus Inggris tepercaya mengatakan bahwa kata sifat (adjective) dari kata “solution” adalah “solutional”. Definisi dari “solutional” ini adalah “of, relating to, or constituting a solution” (berkaitan atau menciptakan sebuah solusi).

Pada kamus yang sedikit “nyeleneh” Urban Dictionary, dijelaskan bahwa “solutional” adalah “to offer up solutions that bend the bounds of law but do not necessarily break them” (mengikhtiarkan solusi yang sedikit melanggar aturan, namun tak sepenuhnya melawan undang-undang) seperti dicontohkan dalam kalimat  Riding on the berm during a traffic jam would be "getting solutional” (mengendarai motor di jalur hijau pada saat kemacetan lalulintas, bersifat solusional).

Lantas, mengapa saya sangat berkeberatan kita menggunakan istilah “solutif” di atas? Cobalah kita cari rujukan kata “solutive” dalam bahasa Inggris dan permaknaannya.

Solutive termasuk kata yang obsolete (usang) dan bermakna “tending to produce relaxation (as of the bowels): laxative” atau secara bebas dapat saya sadur dengan: bersifat memperlancar buang air besar.

Kata “laxative” di atas secara gamblang menunjukkan bahwa kata “solutive” hanya dipakai untuk urusan memberi solusi pada orang yang susah buang air besar alias konstipasi. Dalam bahasa Belanda juga ada istilah usang ini yaitu “solutief” yang didefinisikan dengan “laxeerend” (bersifat pencahar/memperlancar buang air besar).

Jadi, diserap dari bahasa Inggris ataupun Belanda, kata “solutif” ini sungguh sudah salah jalan. Masakan jawaban Jokowi pada debat calon presiden membuat kita semua kepingin buang air besar (kalau dibaca pada konteks judul di atas).

Jadi, saran saya, segera stop menggunakan istilah “solutif” yang ngawur ini dan kalau perlu bisa kita pakai istilah “solusional” yang benar. Harus dicamkan bahwa tidak semua kata benda bisa “seenaknya” dijadikan kata sifat dengan diberi “if” ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun