Mohon tunggu...
Gus Ros
Gus Ros Mohon Tunggu... Lainnya - (ingin jadi) Penulis

Menjelang satu dekade menjalani LDM | Sharing tentang Pernikahan dan Parenting ~ Menulis apa yang ingin ditulis

Selanjutnya

Tutup

Bandung

Menjaga Alun-Alun Kota Bandung: Tanggung Jawab Bersama

3 Januari 2025   11:12 Diperbarui: 3 Januari 2025   11:33 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Alun-alun Kota Bandung (Dok.Pribadi)

Alun-alun Kota Bandung yang baru saja dibuka kembali pada akhir Desember 2024 menjadi magnet bagi masyarakat untuk berkumpul dan menikmati ruang publik yang indah dan modern. Namun, pemandangan kurang sedap berupa masih adanya sampah berserakan, ketidaktaatan pengunjung pada aturan, dan pedagang yang melanggar batas-batas yang telah ditetapkan mengusik keindahan tersebut. Pertanyaannya, sejauh mana masyarakat menyadari pentingnya menjaga kebersihan dan ketertiban di tempat ini?

Foto Sampah di Alun-Alun Kota Bandung(Sumber: Dok.Pribadi)
Foto Sampah di Alun-Alun Kota Bandung(Sumber: Dok.Pribadi)

Foto Tempat Sampah di Alun-Alun Kota Bandung(Sumber: Dok.Pribadi)
Foto Tempat Sampah di Alun-Alun Kota Bandung(Sumber: Dok.Pribadi)

Foto Larangan Berjualan di Alun-Alun Kota Bandung(Sumber: Dok.Pribadi)
Foto Larangan Berjualan di Alun-Alun Kota Bandung(Sumber: Dok.Pribadi)

Foto Larangan Memakai Alas Kaki di Alun-Alun Kota Bandung (Sumber: Dok.Pribadi)
Foto Larangan Memakai Alas Kaki di Alun-Alun Kota Bandung (Sumber: Dok.Pribadi)

Larangan Makan dan Minum di Alun-Alun Kota Bandung(Sumber: Dok.Pribadi)
Larangan Makan dan Minum di Alun-Alun Kota Bandung(Sumber: Dok.Pribadi)

Sadarkah bahwa kebersihan itu mencerminkan keimanan?

Islam mengajarkan bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman. Dalam konteks menjaga fasilitas umum seperti alun-alun, menjaga kebersihan tidak hanya mencerminkan iman tetapi juga bentuk kepatuhan terhadap peraturan yang dibuat pemerintah. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an: "Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu..." (QS. An-Nisa: 59). Mentaati aturan kebersihan dan ketertiban yang ditetapkan oleh pemerintah adalah wujud ketaatan kepada ulil amri yang juga merupakan bagian dari ajaran agama.

Sadarkah bahwa membangun dan merawat Alun-alun memerlukan biaya besar?

Pembangunan alun-alun membutuhkan dana yang tidak sedikit, yang sebagian besar berasal dari pajak masyarakat. Proyek revitalisasi Alun-alun Kota Bandung sebelum dibuka kembali pada akhir Desember lalu, menelan biaya sebesar Rp 2,8 miliar. Semakin besar biaya yang digunakan untuk merenovasi dan memperbaiki fasilitas umum akibat kerusakan, semakin besar pula potensi pengurangan dana untuk kebutuhan lain, seperti pengentasan kemiskinan atau peningkatan layanan kesehatan dan pendidikan. Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk tidak menyia-nyiakan nikmat Allah, termasuk dalam bentuk fasilitas umum. Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam Al-Qur'an: "...dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros" (QS. Al-Isra: 27).

Foto Pedagang di Alun-Alun Kota Bandung(Sumber: Dok.Pribadi)
Foto Pedagang di Alun-Alun Kota Bandung(Sumber: Dok.Pribadi)

Foto Pengunjung dengan alas kaki di Alun-Alun Kota Bandung(Sumber: Dok.Pribadi)
Foto Pengunjung dengan alas kaki di Alun-Alun Kota Bandung(Sumber: Dok.Pribadi)

Sadarkah bahwa ketidaktertiban dan pelanggaran terhadap aturan akan membuat Alun-alun cepat rusak dan tidak nyaman?

Ketidakpatuhan terhadap aturan hanya akan membuat alun-alun menjadi tidak nyaman dan cepat rusak. Contoh nyata adalah sampah yang masih ditemukan di berbagai sudut akibat dari pengunjung yang makan dan minum di dalam area Alun-alun, pedagang yang memasuki area dalam alun-alun, dan pengunjung yang tidak melepas alas kaki saat memasuki area rumput sintetis. Padahal, aturan-aturan ini jelas dimaksudkan untuk menjaga fasilitas agar tetap bersih dan awet. Beberapa spanduk telah dipasang dibeberapa sudut disekitar area Alun-alun Kota Bandung. Namun tetap ada saja masyarakat pengunjung dan para pedagang yang melanggar aturan tersebut.

Rasulullah SAW bersabda, "Janganlah kalian memberi mudarat dan jangan pula saling memudaratkan" (HR. Ahmad dan Ibnu Majah). Merusak fasilitas umum adalah bentuk perilaku yang mendatangkan mudarat bagi banyak orang.

Alternatif solusi untuk Alun-alun Kota Bandung agar tetap nyaman dan terawat

Untuk mengatasi masalah ketidaktertiban, diperlukan langkah-langkah konkret seperti:

Pertama, Peningkatan edukasi dan kesadaran. Pemerintah dan komunitas masyarakat dapat mengadakan kampanye kebersihan dan pentingnya mematuhi aturan di alun-alun. Semakin banyak pihak yang peduli, semakin cepat masyarakat teredukasi dan sadar akan arti penting merawat bersama Alun-alun Kota Bandung. Pagi hari tadi sekitar pukul 07.00 -08.00 saat penulis berolahraga pagi mengelilingi alun-alun, beberapa pengunjung dan pedagang melanggar peraturan yang terpampang di spanduk-spanduk. Namun sesama pengunjung pun tidak ada yang mencoba saling mengingatkan. Sementara petugas pengelola maupun dari Satpol PP belum nampak hadir. Penulis mencoba untuk menegur dengan cara mengedukasi baik pengunjung maupun pedagang. Meski mereka menerima teguran tersebut, namun terkesan mereka keberatan dan belum muncul kesadaran pribadi.   

Kedua, Pengawasan dan penegakan aturan. Sinkronisasi antara jam buka operasional Alun-alun Kota Bandung dengan ketersediaan petugas pengelola/ Satpol PP. Karena penulis menemukan, pintu masuk sudah dibuka sejak pukul 07.00 (meskipun tertulis jam buka 08.00), namun belum ada petugas yang standby. Selain itu perlu memberlakukan sanksi tegas bagi pelanggar aturan, termasuk denda administratif. Karena sepertinya masyarakat yang tidak peduli dengan ketertiban dan kenyamanan, masih perlu dipaksa agar mengikuti peraturan yang berlaku.

Ketiga, Menyediakan fasilitas penunjang yang terintegrasi dengan peraturan yang dibuat. Menyediakan lebih banyak tempat sampah di lokasi strategis dan papan informasi yang lebih mencolok. Namun terkait tempat sampah yang dipasang didalam area alun-alun terdapat peruntukan sampah makanan dan minuman, padahal pengunjung tidak diperkenankan makan dan minum di dalam area alun-alun. Jadi terkesan tidak sinkron.

Keempat, Bangun kemitraan dengan pedagang. Melibatkan pedagang dalam menjaga ketertiban melalui pemberian lokasi yang sesuai dan mengatur waktu operasional mereka.

Melalui penerapan langkah-langkah tersebut, diharapkan Alun-alun Kota Bandung dapat menjadi ruang publik yang nyaman, bersih, dan tertib, mencerminkan keindahan fisik sekaligus moral masyarakatnya. Mari kita jadikan alun-alun ini bukan hanya tempat berkumpul dan berekreasi, tetapi juga cermin budaya disiplin dan kepedulian bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun