jarak yang tegar.Kau di sana, menantang hari yang berat,
Menggendong lelah, menjaga rumah agar tetap hangat.
Aku di sini, hanya bisa memandang angan,
Membayangkan tangan yang tak mampu kuulurkan.
Ingin kubantu mengangkat bebanmu,
Namun jarak ini seperti tembok yang membisu.
Anak kita tertawa, tangisnya pun bergema,
Namun aku hanya mendengar cerita tanpa nyata.
Ingin kubersama, membagi letih dan bahagia,
Tapi jalan kita terpisah oleh takdir yang ada.
Tak terhitung doa kupersembahkan,
Agar kau dan aku kuat, tetap tabah bertahan.
Percayalah, cinta ini tak mengenal lelah,
Meski jarak menguji, hatiku tetap berteguh arah.
Suatu saat, jarak ini akan luruh,
Kita bersatu, menyulam harapan yang utuh.
Hingga saat itu, tetaplah percaya,
Bahwa rinduku adalah bagian dari cinta yang setia.
***Â
Menjelang magrib-- Bandung, 18 Desember 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H