suami istri harus dilandasi oleh kasih sayang, penghormatan, dan saling melengkapi, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an:
Pernyataan bahwa "ratukan istrimu, maka dia akan berbuat yang terbaik untukmu dan anak-anakmu" sangat selaras dengan nilai-nilai Islam yang menempatkan keluarga sebagai pondasi utama dalam kehidupan manusia. Islam mengajarkan bahwa hubungan"Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir."Â (QS. Ar-Rum: 21).
Ayat ini menegaskan bahwa hubungan suami istri adalah ikatan cinta dan kasih sayang yang menghadirkan ketenangan. Ketika seorang suami memperlakukan istrinya dengan baik, ia menciptakan atmosfer yang kondusif bagi istri untuk menjalankan perannya sebagai ibu dan pengelola rumah tangga dengan sepenuh hati.
Tidak hanya ayat Al Quran yang memberikan penjelasan, dalam hadits pun juga ditegaskan sikap baik seorang suami kepada istrinya. Sebagaimana hadits berikut :
"Orang yang paling baik di antara kalian adalah yang paling baik kepada keluarganya, dan aku adalah yang paling baik kepada keluargaku."Â (HR. Tirmidzi).
Sabda ini menunjukkan betapa Islam mengutamakan kebaikan dalam memperlakukan istri sebagai bagian dari keimanan yang sempurna.
Mengapa Harus "Meratukan" Istri?
Memperlakukan istri sebagai "ratu" bukan berarti menuruti semua keinginannya tanpa batas, tetapi memberikan penghargaan, kasih sayang, dan perhatian yang tulus. Ketika istri merasa dihormati dan dicintai, ia akan merasa bahagia dan termotivasi untuk memberikan yang terbaik bagi suami dan anak-anaknya. Perasaan aman dan nyaman ini menjadi bahan bakar bagi istri untuk menjalankan perannya sebagai ibu dan pengatur rumah tangga dengan penuh cinta.
Lalu bagaimana cara 'meratukan' istri
Berikut ini merupakan sikap seorang suami yang dapat membuat seorang istri merasa diperlakukan sebagai seorang ratu.
Pertama, Menghargai dan Memuji Peran Istri
Suami yang sering memuji usaha istri dalam mengurus rumah tangga atau mendidik anak akan membuat istri merasa dihargai. Misalnya, suami mengungkapkan rasa syukur atas masakan istri atau perjuangannya dalam merawat anak. Hal ini mendorong istri untuk berbuat lebih baik.
Kedua, Memberikan Dukungan Emosional
Suami yang mendengarkan keluh kesah istri tanpa menghakimi akan membantu istrinya merasa lebih didukung. Rasulullah SAW sendiri menjadi pendengar yang baik bagi istri-istrinya, termasuk ketika Aisyah RA menyampaikan perasaannya.
"Aku pernah berkata kepada Nabi SAW, 'Bagaimana pendapatmu jika engkau berada di sebuah lembah dan di lembah itu terdapat pohon yang telah dimakan buahnya, lalu engkau menemukan pohon lain yang belum dimakan buahnya. Di pohon mana engkau akan menggembalakan unta-untamu?' Rasulullah SAW menjawab, 'Di pohon yang belum dimakan buahnya.' Aisyah berkata, 'Akulah pohon yang belum dimakan buahnya, sedangkan pohon yang telah dimakan buahnya adalah istri-istrimu yang lain."
(HR. Bukhari, no. 5077 dan Muslim, no. 1428).
Dalam hadits ini, Rasulullah SAW tidak hanya mendengar, tetapi juga memberikan jawaban dengan bijaksana, yang menunjukkan pemahaman dan penghargaan terhadap perasaan Aisyah RA.
Ketiga, Membantu Pekerjaan Rumah Tangga
Rasulullah SAW memberikan teladan dengan membantu istri-istrinya dalam pekerjaan rumah tangga. Dalam sebuah hadits disebutkan:
"Beliau biasa menjahit pakaiannya, memperbaiki sandal, dan melakukan pekerjaan di rumah sebagaimana seorang di antara kalian bekerja di rumahnya."Â (HR. Ahmad).
Dengan membantu istri, suami meringankan beban istri dan menunjukkan rasa peduli yang nyata.
Keempat, Menguatkan Ikatan Cinta dengan Tindakan Sederhana
Tindakan seperti memberikan hadiah kecil, mengajak istri keluar untuk rekreasi, atau sekadar mengucapkan kata-kata cinta dapat membuat istri merasa dicintai dan dihargai.
Kesimpulan
Pendapat "ratukan istrimu" sangat sesuai dengan ajaran Islam jika dilaksanakan dengan semestinya bukan berlebihan seperti halnya gaya hidup hedonis yang mengutamakan materi. Islam mendorong suami untuk memperlakukan istri dengan penuh penghormatan, kasih sayang, dan perhatian. Ketika seorang istri diperlakukan dengan baik, ia akan termotivasi untuk memberikan yang terbaik bagi keluarga. Rumah tangga yang dibangun atas dasar cinta dan penghormatan ini akan membawa keberkahan, ketenangan, dan kebahagiaan bagi semua anggota keluarga.
***
Silahkan baca juga :
Menghadapi Istri yang Ngambek Saat LDM
Ketika Pria dengan Logika dan Wanita dengan Perasaan, Dimana Titik Temunya
Menjadi Pendengar yang Baik bagi Seorang Suami Saat Menjalani LDM
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H