Mohon tunggu...
Gus Ros
Gus Ros Mohon Tunggu... Lainnya - (ingin jadi) Penulis

Menjelang satu dekade menjalani LDM | Sharing tentang Pernikahan dan Parenting ~ Menulis apa yang ingin ditulis

Selanjutnya

Tutup

Love

Menghadapi Istri yang Ngambek Saat LDM

5 Desember 2024   11:16 Diperbarui: 5 Desember 2024   12:31 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjalani Long Distance Marriage (LDM) adalah tantangan emosional yang besar bagi suami dan istri. Komunikasi yang awalnya sepele bisa menjadi sebuah perselisihan suami istri yang berujung ngambeknya sang istri. Ketika istri ngambek dan menolak berkomunikasi, situasi ini bisa menimbulkan tekanan psikologis bagi suami. Lalu bagaimana seorang suami menyikapinya? Berikut beberapa langkah yang dapat diambil seorang suami dalam menghadapi istri yang sedang ngambek.

1. Memahami Emosi Istri 

Kesabaran adalah elemen utama dalam menghadapi tekanan emosional. Allah berfirman:

"Dan bersabarlah kamu, sesungguhnya kesabaranmu itu hanyalah dengan pertolongan Allah."
(QS. An-Nahl: 127)

Suami perlu memahami bahwa istri mungkin sedang mengalami gejolak emosi akibat jarak yang memisahkan, rasa kesepian, atau kebutuhan emosional yang tidak terpenuhi. Alih-alih memendam frustrasi, suami dapat mencoba melihat situasi ini sebagai kesempatan untuk melatih kesabaran dan berempati terhadap perasaan pasangan. Dalam posisi ini seorang suami dituntut lebih kuat untuk bersabar.

2. Memberi Ruang kepada Istri

Dalam psikologi Islam, hubungan rumah tangga harus dibangun dengan komunikasi yang lembut dan penuh cinta dan kasih sayang (mawaddah wa rahmah). Ketika istri sedang ngambek, beri ruang baginya untuk menenangkan diri. Namun, pastikan suami tetap menunjukkan perhatian melalui cara-cara sederhana, seperti: mengirim pesan yang berisi doa atau ungkapan cinta dan memberikan waktu tanpa memaksakan komunikasi langsung.

Menunggu dengan ikhlas adalah wujud penghormatan terhadap proses emosi istri. Rasulullah SAW sendiri pernah menghadapi situasi serupa dan memberikan ruang kepada istrinya tanpa memutus kasih sayang.

Hal tersebut tergambar dalam sebuah kisah yang menceritakan kecemburuan istri Nabi Muhammad SAW, terdapat pada hadis riwayat Ibnu Majah pada kitab Sunan Ibnu Majah yang artinya :

"Telah menceritakan kepada kami Ali telah menceritakan kepada kami Ibnu Ulayyah dari Humaid dari Anas ia berkata; Suatu ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berada di tempat istrinya. Lalu salah seorang Ummahatul Mukminin mengirimkan hidangan berisi makanan. Maka isteri Nabi yang beliau saat itu sedang berada dirumahnya memukul piring yang berisi makanan, maka beliau pun segera mengumpulkan makanan yang tercecer ke dalam piring, lalu beliau bersabda: "Ibu kalian rupanya sedang terbakar cemburu." Kemudian beliau menahan sang khadim (pembantu) hingga didatangkan piring yang berasal dari rumah isteri yang beliau pergunakan untuk bermukim. Lalu beliau menyerahkan piring yang bagus kepada isteri yang piringnya pecah, dan membiarkan piring yang pecah di rumah isteri yang telah memecahkannya." (HR. Ibnu Majah)

Dari hadis yang diceritakan diatas, Rasulullah bersikap tenang atas rasa cemburu yang dialami oleh Aisyah yang artinya memberikan ruang kepada istrinya untuk menenangkan diri. Betapa arif dan bijaksana Rasulullah tatkala itu hanya diam dan memunguti makanan yang terjatuh, sambil bercanda kepada tamunya, "makanlah, sesungguhnya ibu kalian ini (Aisyah) sedang dilanda cemburu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun