Layanan transportasi online sangat efisien karena tidak perlu memiliki kendaraan atau pangkalan luas.Â
Mereka hanya merekrut para pemilik kendaraan yang terkoneksi dengan aplikasi dalam menyediakan jasa transportasi. Dengan penerapan prinsif efektif dan efisien, perusahaan ini merajai layanan transportasi umum.
Di sektor perhotelan, dulu banyak hotel-hotel besar, akhirnya lambat laun ditutup dan dijual. Karena tidak mampu bersaing dengan perusahaan jasa penginapan online.Â
Mau tak mau perusahaan taksi dan hotel yang manual jika ingin eksis harus bergabung dengan perusahaan start up. Begitu juga terjadi dengan penyedia  atau perusahaan surat kabar, kantor pos tergerus dengan perusahaan yang menyediakan berita dan pos secara online.Â
Lalu bagaimana di era sekarang? Apakah perusahaan penyedia jasa online tetap berjaya? Perusahaan start up ini akhirnya juga ikut tergerus dengan perubahan.Â
Start up yang ketika pandemik Covid-19 melanda begitu perkasa dan tumbuh menjamur. Kebijakan Pemerintah yang melakukan pembatasan terhadap Masyarakat untuk bertemu, membuat perusahaan ini untung besar.Â
Namun seiring dengan pulihnya dunia dari pandemik Covid dan dicabutnya larangan pembatasan, maka kebutuham masyarakat akan start up jauh berkurang. Hal ini yang membuat beberapa perusahaan start up melaksanakan efisensi dan beberapa dilakukan penutupan.
Beberapa faktor yang membuat Start up menurun omset penjualan yaitu: Pertama, pulihnya dunia dari pandemik Covid dimana penjual dan pembeli bisa bertemu langsung,Â
Kedua, Kejenuhan masyarakat akan pembatasan, berubah masyarakat lebih suka berbelanja sekalian refreshing atau bersilaturahmi. Ketiga, suku bunga bank yang dulu rendah kini menjadi tinggi seiring terjadinya inflasi.Â
Keempat, karena bunga tinggi perusahaan start up tidak lagi bisa bakar uang untuk promosi produk secara besar-besaran. Hal ini menyebabkan produk kurang menarik atau dikenal konsumen.Â
Kelima, banyak konsumen yang kecewa saat menerima produk yang dibeli. Ada yang tertipu atau tidak sesuai dengan spek produk.