Mohon tunggu...
Abdul Ghofar
Abdul Ghofar Mohon Tunggu... Buruh - Menulis mengisi waktu mengungkap rasa

Santai

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Beda Zaman

14 Januari 2025   06:28 Diperbarui: 14 Januari 2025   06:28 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mangga, sumber pixabay

Memang sudah berbeda zaman, kalau dulu ketika masa kanak sampai remaja saya sering kali bergelantungan diatas pohon mangga, pohon jambu biji pohon buah apapun di kampung tempat saya tumbuh.

Khususnya ketika masa buah-buahan tadi sedang berbuah dan begitu padatnya buah diatas pohon.

Tidak ada bosannya, selalu berusaha mendapatkan buah apapun ketika musimnya dengan upaya apapun.

Memanjat memetik langsung diatas pohon, atau sengaja duduk tidak jauh dari pohon buah menunggu buah jatuh ketika malam.

Tidak peduli buah yang jatuh itu masih utuh atau sudah krowak oleh codot atau hewan pengerat lainnya.

Kadang dikupas lebih dulu dengan pisau, kadang langsung saja di krokoti tanpa berfikir, bahwa buah itu krowak bekas codot atau apapun.

Bahkan pernah saking kenyangnya saya sampai tidak bisa bergerak, tidak bisa berjalan karena sakit sekali perut di gerakkan dikarenakan terlalu kenyang memakan buah mangga yang begitu manis dan besar.

Kalau sedang tidak musim buah, di persawahan dan perkebunan, sering kami anak-anak waktu itu nggacar atau sekedar memetik kacang panjang, mentimun yang ditanam petani dikampung saya.

Baca juga: Bunglon

Sepertinya masa itu tidak ada rasa bersalah, terkadang pohon yang dipanjatpun entah punya siapa, sepertinya tidak ada masalah, bahkan ketika pemilik mengetahui pun mereka hanya tersenyum, tidak ada kriminal atau kriminalisasi, just flowing.

Salah satu hal yang sudah biasa adalah tidur dilanggar ketika malam, tiba-tiba seorang teman datang ke langgar membawa mangga muda, membawa jambu yang entah darimana sepertinya sudah begitu biasa kala itu.

Tidak ada kata jorok, tidak ada kata kotor yang ada adalah krokoti, langsung saja makan buah-buahan itu, dan ternyata ya sehat-sehat saja, tidak ada mules, tidak ada sembelit.

Zaman sudah berubah, zaman sudah berbeda ternyata.

Sekarang ketika usia sudah tua, ketika saya melihat anak-anak saya, jauh sekali perbedaannya.

Kalau dahulu bapaknya sangat terampil memanjat pepohonan buah-buahan.

Sekarang ketika saya menanap pohon jambu, menananm pohon mangga, menanam jambu kamboja, ketika mereka berbuah dengan buah bergelantungan yang sebenarnya membuat saya terangsang memanjatnya, memetiknya untuk dimakan secara langsung, dikrokoti seperti zaman saya kecil dahulu, ternyata tidak demikian dengan anak-anak saya.

Mereka terlihat santai dan cuek, tidak tergoda sedikitpun dengan warna merah jambu kamboja, tidak tertarik sedikitpun dengan mangga cengkir yang bergelantungan merona. 

Tidak tertarik memanjat ataupun memetiknya, bahkan ketika bapaknya memetik buah-buahan itu dan di sajikan dimeja, ternyeta mereka tidak juga terbuaskan memakan buah-buahan hasil tanam sendiri.

Ya mungkin zaman sudah berbeda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun