Mohon tunggu...
Abdul Ghofar
Abdul Ghofar Mohon Tunggu... Buruh - Menulis mengisi waktu mengungkap rasa

Santai

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Antara Berani dan Tidak

7 Januari 2025   12:18 Diperbarui: 7 Januari 2025   15:38 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam salah satu grup pertemanan, WAG SMA yang selalu aktif, sehingga sehari saja kalau tidak buka sudah ada ratusan pesan bahkan pernah sampai ribu.

Beberapa hari yang lalu tumben agak sepi trafic per Wa-an digrup itu.

Iseng saya tulis dalam bahasa Surabaya-an, "Rek kiro2 podo gak awak dewe wong lanang. Kadang2 aku pingin selingkuh, tapi takut dosa, 😀, ternyata ketakutanku lebih dominan, hehehe". Kalau di bahasakan Indonesia, Teman-teman kira-kira kita ini sama tidak ya sebagai lelaki. Kadang-kadang aku ingin selingkuh, tapi takut dosa, ternyata ketakutanku lebih dominan.

Baca juga: Ibu dan Bahasa Ibu

Ternyata grup yang biasanya rame saut-sautan, sempat sepi, sepertinya teman-teman menganggap ini sesuatu yang serius sehingga sangat berhati-hati menjawabnya. Apa lagi wak lurah, ketua grup yang menikah dengan teman seangkatan, yang tentu ada didalam WAG SMA ini, dia harus benar-benar mikir buat merespon lemparan chatt saya.

Beberapa saat kemudian ada yang respon jujur, "99,99% wong lanang iku berpotensi selingkuh.., yang membedakan hanyalah kontrol dan waktu..Sing siji kuat nahan, sijine setengah kuat dan gak kuat.., trus kapan iku, wingi, saiki, besok, minggu depan, bulan depan, tahun depan.."

Nah mulai ada yang berani respon.

"Jujur ae, masio aku ya pengin rabi pitu.., jika itu tidak ada masalah..Berhubung bakale ada masalah.., dadine ya hora wani.."

Baca juga: Secarik Kertas

Asik nih makin gayeng. "Milih sing aman ae, kayak gaden kae.., menyelesaikan masalah tanpa masalah.."

Baca juga: Ikhlas

Ada lagi yang mulai memanaskan situasi, "Mending tuku sate timbang tuku weduse ngunu ta mbah"

Sebenarnya yang saya tunggu itu respon Wak Lurah, tapi lama banget tidak respon, mungkin pas akan respon ditunggui sebelahnya oleh permaisuri, hahahahaha.

"Nah ikuh salah sijine solusi sing dipilih sama teman2 yg merasa mampu.."

"Nek onok wong lanang ngomong 100% aku setia.., iku ngono speak nonsen, podo karo mbujuk Apa ya ngono..?!"

"Nek ngene ikih, mesti wak lurah gak wani koment.., soale arep koment ndredeg disik (wedi ditutuk sutil)"

Memang bukan saya saja yang menunggu komen wak Lurah, yang lain juga menunggu dan sepertinya pada sangat hati-hati membuat comment, 

"Hanya orang2 pemberani lah sing beristri lebih dari satu.., lanang sing penakut, minggir.."

"berarti nok kene penakut kabeh yaaa"

Dan akhirnya wak Lurah muncul dengan jawaban yang puanjaaang, mungkin hati-hati mungkin sambil di ploroki permaisurinya ketika reply, 

"Onok benere iki. Secara naluriah mesti ada keinginan ngunu iku. Tapi semua iku dibalekno maneh nang awake dewe2.
1. Kuat nahan nafsu opo arep nuruti nafsu semata. Balek ke keimanan masing2
2. Umur kita lho wes 50 munggah. Wes sunatullah semakin tuo umur kemampuan "nganu" yo melu menurun. Gak isok dipungkiri iku. Mangkane onok seng sampe dibelani suntik testosteron. Trs nes wes tuo, wes gak isok lapo2 ngising ae kudu ditimpalno, seng ngurusi kita yo anak2 kita. Lha nek mereka ngerti bapakne pernah selingkuh, kiro2 gelem ta ngramut kita?
3. Lha bojo wes isok ngelayani sak kapokmu. Dikongkon miring, mlumah, njengking yo nurut. Laopo golek seng gak sah.
Iku pendapatku sih heu heu heu"

Pembaca yang budiman, jangan terlalu serius ya, ini hanya guyonan di WAG.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun