Mendengar pertanyaan saya seperti itu, salah seorang dari mereka langsung respon dalam bahasa Jawanya, dan dia perkenalkan satu persatu siapa mereka.
Yang dua didepan suami istri, mereka adalah orang Jawa yang tinggal di Suriname. Sedang mereka suami istri yang debelakang adalh orang Jawa yang tinggal di Holland, atau Belanda.
Suasana perjalanan jadi rame, mereka akan berkunjung ke Yogja setelah hampir seminggu mereka menikmati kota Bandung.
Kesan mereka yangmembuat sayapun ikut bangga bahwa memang inilah jatidiri kita orang Indonesia, "Aku ngerasa bunga ning kene, amerga wong-wonge welcome, wong-wonge ramah-ramah appreciate, bener aku ngerasa bung nang njero atiku, aku isa teka tanah leluhur, tanah jawa, saiki umurku wis 59 taun......."
Benar-benar suasana yang sangat hangat waktu itu, gerbong kereta yang tidak penuh terasa penuh dengan obrolan kami dengan diselingi canda tawa khas orang Jawa kalau sedang bercengkerama.
Dan adahal yang juga saya jadi sangat terkesan, ibu yang bernama Legini yang di sebelah saya, dalam kesibukan mengupas dan mengunyah buah jeruk dalam kantong kresek, dia menawarkan buah jeruk yang sudah dia kupas itu kepada saya, wauw meski dia orang Suriname dan Belanda tetapi mereka tetap orang Jawa, yang mudah menawarkan makanan kepada sesamanya. Mereka tetap orang Jawa, Jawa Suriname.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H