Mohon tunggu...
Abdul Ghofar
Abdul Ghofar Mohon Tunggu... Operator - Menulis mengisi waktu mengungkap rasa

Santai

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Stasiun KAI Garut Kota

5 Februari 2024   11:38 Diperbarui: 5 Februari 2024   12:03 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stasiun KAI Garut Kota. Dokpri.

Menerobos dinginnya udara pagi daerah Garut saya meluncur ke Garut Kota menuju stasiun KAI Garut Kota.

Pagi itu yang selesai libur semesteran harus kembali melanjutkan belajarnya ke Unsika, Karawang.

Kereta Kereta Api Cikuray jurusan Pasar Senin Jakarta akan berangkat pukul 06:30 dari stasiun KAI Garut Kota.

Dari arah Bayongbong ke Garut Kota sudah tidak seperti sepuluh tahun lalu.

Sepuluh tahun lalu masih bisa lari 80 km perjam dengan mobil.

Tetapi saat ini bisa lari 50 km perjam saja sudah beruntung.

Jalanan sudah sedemikian padat, ramai mobil dan motor melaju di jalur Bayongbong Garut.

Belum lagi jalan berlubang saat musim penghujan seperti saat ini.

Genangan air dijalan berlubang sangat efektif menahan laju kendaraan sehingga mengekor panjang merayap.

Dari subuh sudah saya ingatkan, "Jangan terlalu mepet lo ya, takut terlambat ke Garutnya."

Tapi yaitu, seperti ogah meninggalkan rumah untuk kembali ketempat rantau, kelihatan agak malas siap-siap sehingga mepet jam 6 pagi baru siap berangkat.

Jam 6 kurang 5 menit baru keluar rumah, awal-awal masih bisa melaju dengan kecepatan lumayan,tetapi sesampai dipasar Cilimus mulai deh merayap karena padat.

Lewat pasar Cilimus tidak jauh dari Puskesmas Cilimus sudah disambut dengan genangan air diljalan berlobang yang cukup luas, sehingga mau tidak mau terjadi antrian kendaraan yang berhati-hati melintasi genangan air dijalan berlobang itu.

Dari arah Garut, kendaraan pun padat sehingga praktis tidak bisa menyalip kendaran didepan, dan pasrah dalam antrian laju merayap.

Waktu yang tertulis di dashboard menunjukkan semakin dekat keangka menit ke 30 sehingga tepaksa saya agak memaksa berjalan dengan kecepatan lebih dan berusaha mencari kesempatan menyalip kendaraan yang ada didepan.

Stasiun KAI Garut Kota. Dokpri.
Stasiun KAI Garut Kota. Dokpri.

Dan akhirnya Alhamdulillah jam 06:30 kurang 7 menit saya sampai di stasiun KAI Garut Kota.

Dengan agak terburu karena mepetnya waktu, saya mengantarkan sambil berjalan berpesan sebagaimana layaknya orang tua yang melepas anaknya yang akan merantau meneruskan studinya, dan alhamdulillah bisa checkin dan segera masuk kedalam gerbong KA sesuai tiket.

Saya tilpon, "Gimana sudah duduk?"

"Sudah ya, sudah ditempat duduk sesuai tiket." jawaban diujung tilpon.

"Ok hati-hati banyak doa, belajar yang sungguh-sungguh, mudah-mudahan berhasil sukses." pesan saya.

"Iya Yah amin Insya Allah, alhamdulillah Jazaakallohukhairo." suara dari speaker HP saya.

Ada perasaan berat juga dihati, melepas putri saya berangkat melanjutkan study-nya di Unsika Karawang, meneruskan semester berikutnya.

Tapi perasaan berat dan sedih segera tertutup dengan harapan untuk masa depan dia.

Stasiun KAI Garut Kota. Dokpri.
Stasiun KAI Garut Kota. Dokpri.

Stasiun Garut

Stasiun Garut (GRT) merupakan stasiun kereta api kelas II yang terletak di Pakuwon, Garut Kota yang berada di ketinggian +717 mdpl dan termasuk dalam Daerah Operasi 2 Bandung.

Dulunya stasiun ini adalah stasiun utama yang berada di Kabupaten Garut yang dipakai untuk mengangkut penumpang dan komoditas barang. Sebagai bagian dari jalur Cibatu-Cikajang untuk menghubungkan jalur utama lintas Selatan Jawa.

Stasiun KAI Garut Kota. Dokpri.
Stasiun KAI Garut Kota. Dokpri.

Stasiun Garut sempat non aktif pada tahun 1983, kini kembali dihidupkan lagi sebagai rencana reaktivasi yang direncanakan oleh Kementrian Perhubungan.

Perjalanan ke Jakarta dengan kereta api dari Garut merupakan perjalanan yang sangat  menyenangkan, karena selama perjalanan kereta api melintasi pegunungan dan berjalan diatas jurang melintasi rel yang menghubungkan dua bukit,

Pemandangan alam yang sangat luar biasa tersajikan selama perjalanan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun