Mohon tunggu...
Abdul Ghofar
Abdul Ghofar Mohon Tunggu... Operator - Menulis mengisi waktu mengungkap rasa

Santai

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Salamnya Imam Dijawab Makmum

8 Januari 2024   03:16 Diperbarui: 8 Januari 2024   06:47 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam itu terasa dingin.

Dari sore seakan langit menumpahkan seluruh air yang dikandung oleh awan.

Sampai pagi hari hujan baru meredah, menyisakan gerimis menghalangi cahaya matahari pagi.

Baca juga: Ibu dan Bahasa Ibu

Dokpri
Dokpri

Dinginnya malam seakan membuat penduduk bumi terlelap

Ketika azan subuh berkumandang dari segala arah, suara azan menyelinap menggetarkan gendang telinga tiga orang remaja yang tidur lelap didalam kamar kontrakan mereka.

Berat sekali rasanya untuk terbangun, tetapi apa daya panggilan azan sudah menggetarkan gendang telinga kanan dan kiri.

Mereka terbangun hampir bersamaan.

Maklum remaja tanggung, yang selalu lelap dalam tidur.

Mereka mengantri memakai kamar mandi yang hanya satu.

Bergantian menunaikan hajat dan sekaligus berwudu untuk persiapan sholat subuh.

Satu orang keluar, lalu menunggu yang lainnya untuk mengerjakan sholat subuh berjamaah.

Satu lagi selesai dengan hajatnya dan telah berwudu pula.

Yang terakhir terasa lama dalam menyelesaikan hajatnya dan sekaligus berwudunya.

Sementara yang dua orang sambil menahan kantuk yang sangat berat, menunggu orang ketiga.

Orang ketiga telah menyelesaikan hajat dan telah berwudu.

Yang dua orang sebelumnya menyadari betapa mengantuknya mereka, apalagi masa menunggu orang ketiga sempat tertidur dalam duduknya.

Segera orang pertama mengumandangkan Iqomat, dia enggan bila ditunjuk jadi imam sholat, karena mengantuk berat.

Tinggal orang kedua dan ketiga saling dorong menyuruh maju sebagai imam.

Dan akhirnya orang ketigalah yang jadi imam.

Dia baru kena air wudu mukanya, sehingga cocoklah bila jadi imam sholat, karena masih segar.

Sementara orang pertama dan kedua sudah setengah melayang menahan kantuk.

Ditambah ruang sholat yang remang, mereka tidak nyalakan lampunya.

Imam Takbirotul ihram.

Makmum mengikuti.

Rekaat pertama aman, tidak ada masalah, imam lancar makmum masih setengah sadar.

Rakaat kedua dari mulai berdiri masih lancar, imamnya segar makmum masih tersadar.

Hanya saja, persoalan terjadi ketika tahiyat akhir, rupanya imam terlalu lama membaca doa tasyahud dan doa-doa lain sebelum salam.

Suasana remang, berangkat sholat keadaan menahan kantuk sangat berat.

Duduk akhir terlalu lama, sehingga dua orang dibelakang semakin setengah sadar menunggu salam imam.

Ketika imam mengucap " Assalamualaikum warahmatullah," sebagai penutup sholat, dengan sepontan dua orang makmum yang sudah setengah fly menjawab, " Wa alaikum salaaaam warahmatulloohi wabarakaaatuh."

Tersadar, ada yang salah, imam menoleh, " heeee rek awakmu kok njawab salam seee?"

Mendengar teguran imam, dengan tekejut mereka terbangun, dan suasana jadi rame oleh gelak tawa mereka.

Mereka baru sadar ada kekeliruan dalam sholat.

Peristiwa nyata sekian puluh tahun lalu, salamnya imam dijawab makmum.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun