Sebagai orang awam saya tidak mengerti apa arti pentingnya air ketuban bagi bayi dan ibu hamil.
Yang saya tahu dan sangat membekas adalah dua peristiwa tentang habisnya air ketuban ibu hamil yang berakibat tragis bagi bayi dan ibu hamil.
Yang pertama terjadi sekitar 10 tahun yang lalu, ada ibu hamil yang mengalami air ketubannya rembes dari sehari sebelumnya, sehingga pagi-pagi subuh rumah saya di ketok ibunya ibu hamil tersebut minta tolong diantar ke Puskesmas terdekat.
Di Puskesmas itu bumil tadi berhasil melahirkan bayinya dengan normal, hanya saja yang saya lihat bayinya biru dan harus segera dibawa pakai ambulan ke RSUD.
Karena hari itu saya sudah harus tugas luar kota, saya minta istri saya mendampingi suami dan bayi bumil tadi di IGD RSUD dan anak saya yang masih SMA waktu itu saya kasih tugas sebagai supir mengantar mamahnya ke RSUD.
Dan bayi tadi singkatnya tidak mampu diselamatkan.
Dan akhirnya saya kasih tahu anak dan istri saya, kasihan kalau berurusan dengan ambulan, sudah bawa saja jenazah bayinya pulang dengan inova kita.
Itu pengalaman pertama.
Pengalaman kedua, sekitar tiga tahun lalu.
Kebetulan golongan darah istri saya sama dengan golongan darah seorang ibu yang dirawat disebuah Rumah Sakit.
Ibu yang dirawat tersebut istri dari teman saya.
Istri saya mendonorkan darah buat ibu tersebut.
Karena penasaran kira-kira sakit apa ya saya coba bertanya kepada yang tahu.
Ternyata ceritanya ibu tadi melahirkan dan bayinya sudah meninggal didalam kandungan.
Bisik-bisik yang terdengar ibu tadi kehabisan air ketuban.
Akhirnya bayinya tidak selamat dan ibunya koma, lebih sebulan harus dirawat di sebuah Rumah Sakit swasta dikota Bandung.
Karena dua peristiwa itulah, maka ketika saya dapat kabar bahwa air ketuban putri saya tinggal sedikit, dengan segera saya memacu motor saya ke Rumah Sakit Intan Husada Garut.
Alhamdulillah dan salut buat Tim Medis RSIH yang dengan cepat tepat dan penuh keramah tamahan segera mengambil tindakan. Terima kasih RSIH Garut.
Sore itu ketika tiba di IGD RSIH langsung diambil tindakan, diketahui dari hasil USG bahwa ketubannya memang tinggal sedikit.
Diputuskan jam setengah delapan malam itu akan di operasi sesar, tentu dengan persetujuan suaminya tentunya, dan saya sebagai orang tua putri saya, jelas sangat setuju karena dua peristiwa yang saya lihat sebelumnya.
Alhamdulillah jam 20:37 WIB lahir dengan selamat cucu saya dengan berat badan 2.6 kg.
Setelah keluar dari ruangan operasi, dokter memberi tahu kami kalau air ketubannya sangat sedikit, dan alhamdulillah semua berjalan lancar.
Ada cerita dibalik kenapa ketika datang ke IGD RSIH dalam kondisi sudah seperti itu.
Saya masih mempertimbangkan menulis karena takut kena UUIT.
Karena berhubungan dengan cara Rumah Sakit sebelumnya dalam menangani kasus putri saya.
Sehingga suaminya memutuskan keluar dari RS itu kurang lebih jam 14:30 wib dan segera menuju RSIH Garut.
Dari hati terdalam terima kasih dan salut atas professionalisme pelayanan Rumah Sakit Intan Husada Garut, salut buat tim yang menangani, semoga Gusti Allah memberi pahala, kebaikan dan kesuksesan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H