Mohon tunggu...
Abdul Ghofar
Abdul Ghofar Mohon Tunggu... Operator - Menulis mengisi waktu mengungkap rasa

Santai

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Tentang Kerbau

11 November 2023   05:54 Diperbarui: 11 November 2023   05:55 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kerbau atau kebo dalam bahasa jawa adalah identik sebagai hewan pekerja.

Tetapi sering kerbau dipakai dalam istilah-istilah yang terkadang kesannya negatif.

Ada istilah kumpul kebo yang berkonotasi negatif.

Ada juga istilah otak kebo untuk menggambarkan kebodohan seseorang.

Dalam bahasa jawa bila menggambarkan seseorang yang kuat, maka mereka diistilahkan " Tenagane ngebo " ( Tenaganya seperti kerbau ).

Ada juga istilah Rai Kebo dalam bahasa jawa, untuk menggambarkan seseorang yang tidak punya malu.

Mungkin masih ada lagi istilah-istilah yang memakai kata kebo atau kerbau untuk menggambarkan sesuatu keadaan.

Kerbau bule Dokpri
Kerbau bule Dokpri

Kerbau sebagai hewan ternak adalah hewan yang mempunyai banyak keunggulan.

Tenaganya sangat kuat sehingga biasanya kerbau dijadikan sebagai hewan pekerja. Membajak sawah misalnya, atau pekerjaan yang lainya.

Hewan satu ini suka dengan air sehingga cocok bila dipakai untuk bekerja di daerah pertanian yang subur dan berlumpur.

Ciri-ciri

Kerbau memiliki sungut yang relatif panjang, bertulang besar dan agak kompak.

Kerbau memiliki telinga yang besar, kaki-kaki yang kuat dan pendek dengan kuku besar, bulu jarang, gemuk, tidak mempunyai punuk dan gelambir seperti sapi.

Kepalanya bertanduk padat dan mengarah ke belakang.

Secara umum berwarna abu-abu dengan warna hitam.

Kerbau Dokpri
Kerbau Dokpri

Kerbau dan budaya

Kerbau selain sebagai penghasil daging, susu dan membantu pekerjaan manusia dalam kegiatan pertanian ternyata kerbau sangat berpengaruh dalam budaya manusia.

Kerbau kerap dihadirkan dalam berbagai upacara adat dan keagamaan.

Misalnya di Toraja Utara, masyarakat disana menggunakan kerbau sebagai hewan korban dalam acara adat pemakaman. 

Jumlah kerbau yang di korbankan berpengaruh dengan status seseorang.

Di Bali tepatnya di kabupaten Jembrana, ada budaya Makepung.  

Yang menggunakan kerbau sebagai hewan pacuan. Yang biasanya dilaksanakan dimusim kemarau setelah masa panen.

Kerbau Dokpri
Kerbau Dokpri

Kerbau tidak sama dengan sapi atau banteng, meski sama-sama mamalia.

Meski sapi juga bisa diapakai untuk membantu pekerjaan manusia.

Sudah barang tentu masih banyak lagi sebenarnya kebaikan-kebaikan yang ada di dalam diri seekor kerbau.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun