Kadang harga telur jawa sangat tidak masuk akal, dibawah ongkos produksi peternak ditempat saya tinggal.
Sering kita dengar laporan penguasa tentang angka-angka pertumbuhan yang baik dan meningkat, tetapi aktual dilapangan sebenarnya banyak yang merasa kesusahan.
Berbeda antara kenyataan dan laporan penguasa.
Kemarin pagi sempat ngobrol dengan teman yang pedagang pasar, dia bilang turun 50 sampai 60 persen omset, dia bilang kalau sebelumnya mampu menjual 100 kilogram ayam perhari, akhir-akhir ini hanya 40 sampai 50 kilogram ayam perhari.
Saya sempat bingung dan bertanya
" Lo daganganmu kan tidak ada pengaruh dengan Online Shop, kamukan jualan makanan harian masyarakat?"
Dia bilang," Mau gimana lagi, daya belikan turun? sekarang dipasar juga tidak seramai sebelumnya, ya itu kenyataannya."
" Iya ya kita masyarakat ini kadang mendengar laporan angka-angka pertumbuhan tapi kok kenyataanya begini, la angka yang tumbuh itu ngitungnya dari mana ya? mosok orang-orang pinter itu bikin angka  fiktif, seperti angka togel?"
Ya kenyataan yang dihadapi peternak, harga pakan tidak akan turun setelah harga pakan naik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H