" Mahal mas harga beras naik, sekarang juga kosong, cuma ada tiga kilo" kata Asop sambil menyandarkan motor balapnya.
Pagi itu jam setengah delapan pagi tanggal 29 Agustus 2023, saya masih berjaket tebal, maklum kalau bulan begini di Garut suhu malam sampai pagi bisa tiga belas derajat celcius.
Pagi itu saya datang ke tempat penggilingan padi punya Asop, seperti biasa untuk membeli beras untuk dipakai sendiri atau dijual diwarung saya.
Ketika saya datang, penggilingan masih tutup, akhirnya saya putuskan untuk menunggu didepan tempat penggilingan sambil berjemur dibawah matahari pagi yang pelan-pelan menghangatkan udara kemarau.
Tidak lama, kurang lebih sepuluh menit dia datang, langsung saya sedikit berteriak " Beras ada?", dia jawab " Harga beras naik, mahal mas, kosong jarang yang menggiling padi, panennya jelek." Memang saat itu sedang kemarau, udara kering dan dingin.
" Ya paling cuma tiga kilo kalau mau, harganya juga naik, tiga belas ribu mas." kata dia.
" Gapapalah segitu juga, tapi nanti kalau sudah ada kirim ya kerumah, banyak yang datang beli beras tapi kosong dirumah." kata saya.
" Siap mas, memang sedang susah, panen banyak yang jelek, kelihatan berisi tapi hampang." kata dia.
Usaha penggilingan padi ini sudah lama beroperasi, cukup sederhana namun ramai juga yang menggilingkan padinya kesini. Satu-satunya diurug, perkampungan dekat rumah saya. Ongkosnya bisa berupa uang atau berupa beras setelah digiling, saya tidak hafal berapa kilo beras sebagai ongkos dari berapa kilo padi yang akan digiling.