Mohon tunggu...
Gus Noy
Gus Noy Mohon Tunggu... Administrasi - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009, asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari).

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Negeri Api

20 September 2019   21:30 Diperbarui: 20 September 2019   22:10 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di negeri api setugu api di tengah taman persimpangan pusat kota menjulang menyala-nyala menyambar-nyambar ketinggian khayalan rakyat agar nekat atau tidak telanjur membubung lampaui mata kaki oligarki karena sejatinya rakyat bernapas dan bermakan dari debu-debu kaki oligarki.

Lengking kelakson jerit sirine saban hari
Telinga telah hapal setiap nada

Di negeri api setiap trotoar ditunggui setonggak api mematok wilayah milik sesuka-suka dirasuki kerakusan dalam bungkus jubah-jubah menjuntai-juntai menyapu setiap remah gabah berbaur sekam mengipasi magma-magma sambil menunggu panggilan meraung-raung untuk melarung luka ke liang lahar laut samudera api.  

Selembar sertifikat berbingkai seekor burung
Para penjaga negeri terbang ke pusat pasar dan pusar

Di negeri api selembar sertifikat peta adalah selibatan orang mendirikan selingkup benteng bertembok api dengan para punggawa di setiap sudutnya bersenjata api lengkap nan mutakhir bersinar api menatap nyalang pada suara-suara dan gerak-gerik di luar radius jangkauan beranjau-ranjau bola api berpijar-pijar dari belantara beton sampai rimba botani sejati. 

Selembar daun telah dihitung
Gambar burung mencengkeram lipatan

Di negeri api selembar daun adalah selembar duit yang kemudian dikumpulkan bertumpuk-tumpuk menjadi upeti untuk raja beserta punggawa juga membayar resep untuk brangkas rumah sakit sekarat tetapi sebatang api selalu dikepung telunjuk sebagai satu-satunya penyebab kematian janin dan pembangkit penyakit pembunuh manusia paling ngeri sejak dari gigi mencabik tenggorokan menghentikan jantung menghanguskan paru.

Setiap kepala menguar asap
Setiap mulut mengumbar api

Di negeri api sel-sel seonggok orok mengalir api warisan leluhur tersohor sebagai jawara sakti tiada tandingan tiada sandingan tiada tara di bawah bumi di atas bumi di tingkap langit di tahta tertinggi selalu bergelora mengiringi orok mengembara mendapat pengakuan sebagai orang bisa duduk bersama orang-orang bersel api untuk beradu memanggang kepala berisi bara mengurai dinamika negeri api dari rahim bumi hingga memburai alam semesta.

Negeri api negeri ngeri
Lengah setiti tamatlah diri

*******
Kupang, 20 September 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun