Mereka pun berhenti. Kawannya meletakkan sarung di jalan berbatu.
Menggelindinglah sebongkah tengkorak. Setelah terhenti di tepi tebing, tengkorak itu meringis.
Gelundung peringis!
Tak ayal kedua kawannya lari terbirit-birit. Akan tetapi Slamet mengambil sebongkah batu berukuran dua telapak tangan.
Slamet mendekati dengan gerakan cepat untuk menimpakan batu ke tengkorak yang meringis-ringis. Belum sempat batu ditimpakan, seketika tengkorak itu lenyap.
*******
Kupang, 4 September 2019 Â Â Â
*) Pernah dikisahkan oleh Bapak saya
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI