Mohon tunggu...
Gus Noy
Gus Noy Mohon Tunggu... Administrasi - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009, asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari).

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Menambang Emas dalam Diam

30 Juli 2019   08:24 Diperbarui: 30 Juli 2019   08:26 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku diam saja
Orang-orang berteriak lantang
Kepalan-kepalan meninju langit
Menentang penambangan perindustrian
Pembangunan macam-macam

Poster-poster pun berteriak garang
Di jalan-jalan di gedung-gedung
Di dinding-dinding di meja-meja

Aku diam saja
Orang-orang berbusa-busa
Begini-begitu adalah perusakan
Pemerkosaan terhadap bumi
Permusuhan dalam perencanaan
Permufakatan jahat para bandit dunia
Kekejian paling sengit di bawah langit

Berita-berita melengking-lengking
Kebisingan berdesing-desing
Semua apa siapa menjadi mulut semua

Aku diam saja
Orang-orang menyerbu mengerubungiku
Mencecar dengan sebab-musabab makna diamku
Apakah aku buta tuli bisu dungu mati rasa

Aku hanya mampu diam saja
Meski mereka meninjuku dari segala penjuru
Bertubi-tubi hingga langit runtuh di wajahku
Sebab aku selalu menambang emas dalam diam

*******
Kupang, 29 Juli 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun