Mohon tunggu...
Gus Noy
Gus Noy Mohon Tunggu... Administrasi - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009, asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari).

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Melarung Lara lewat Laru

17 Juni 2019   23:37 Diperbarui: 21 Juni 2019   22:22 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku hanya mandah pada sebotol plastik enam ratus mililiter
Sari lontar pikulan pria beruban di pinggir pasar kota lama 

Mungkin perjalanan fajar menjelang senja telah mengubah 
Manis menjadi asam tersemat di tiga salib sudut kota 
Sebentar lagi sebotol sari lontar beralih laru 

Aku menenggak sadapan pagi yang kadaluarsa
Asam melesak ke seluruh rongga mulut
Terngiang Engkau berkata "Aku haus" di ujung via dolorosa

Siapakah gerangan yang kuasa membendung masa
Berpaling usang mengulang lompatan hingga sekarang
Gelombang dalam kanal waktu di tepi teluk cendana itu

Aku hanya mandah pada sebotol plastik tiga ratus mililiter
Mendadak khusyuk melarung lara lewat laru

*******
Kupang, 17 Juni 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun