Aku hanya mandah pada sebotol plastik enam ratus mililiter
Sari lontar pikulan pria beruban di pinggir pasar kota lamaÂ
Mungkin perjalanan fajar menjelang senja telah mengubahÂ
Manis menjadi asam tersemat di tiga salib sudut kotaÂ
Sebentar lagi sebotol sari lontar beralih laruÂ
Aku menenggak sadapan pagi yang kadaluarsa
Asam melesak ke seluruh rongga mulut
Terngiang Engkau berkata "Aku haus" di ujung via dolorosa
Siapakah gerangan yang kuasa membendung masa
Berpaling usang mengulang lompatan hingga sekarang
Gelombang dalam kanal waktu di tepi teluk cendana itu
Aku hanya mandah pada sebotol plastik tiga ratus mililiter
Mendadak khusyuk melarung lara lewat laru
*******
Kupang, 17 Juni 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H