Mohon tunggu...
Gus Noy
Gus Noy Mohon Tunggu... Administrasi - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009, asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari).

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Membaca Serbet dalam Rangka Hardiknas

3 Mei 2018   01:40 Diperbarui: 3 Mei 2018   02:31 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sedahsyat apakah puisi ditanam
Akhirnya hanya serbet dituai

Tidak perlu bertanya pada Deddy Corbuzier
Bagaimana puncak puisi bisa berbuah serbet

Tetapi bagaimana bisa mengajarkan sastra
Menjadikannya setara dalam berbangsa bernegara
Jika puisi akhirnya cuma menjadi serbet
Dalam rangka Hari Pendidikan Nasional

Sedahsyat apakah puisi ditanam
Penyairnya menuai geram kecam ancam
Dari seluruh penjuru tanah air
Bahkan yang bukan penyair repot ambil bagian
Sedangkan puisi hari besar pendidikan
Hanya menuai dua lembar serbet
Membungkam segala geram kecam ancam

Serbet ini bukanlah metafora
Serbet inilah yang tandas menyatakan betapa kotor
Otak pengelola pendidikan menunggangi puisi  

*******
Panggung Renung -- Balikpapan, 3 Mei 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun