Aku tidak mencatat berapa suhu pelukan
Pesisir tidak mengekalkan angka-angka
Buih-buih terus mencumbu pasir-pasir salju
Kota-kota telah melepas pelukannya dari namamu
Aku hanya mengandalkan hangat sentuhan
Setiap pelukan mengendap ingatan
Dan sebuah perahu kamu tambatkan
Di pesisir pelukan
Cukup sebuah perahu kamu tambatkan
Tanpa perlu dayung layar memberi tanda
Tanpa perlu cerobong anjungan linggi lambung
Tanpa jejak-jejak gelombang badai laut dermaga
Aku langsung menyebut jenis perahu itu
Sebelum suhu permukaan dianyun-anyun angin
Kamu terkejut seberapa dalam pahatan
Melampaui pelukan palung Samudra Pasifik
Aku bukanlah seorang nelayan atau nahkoda
Tidak pernah kucatat berapa suhu pelukan
Bahkan pasir-pasir salju berganti-ganti perahu
Aku hanyalah pemeluk kerinduan di seberang
Berenang-renang di antara lalu-lalang perahu kapal
Tinggal menunggu surut permukaan untuk
Menambatkan kerinduan ke tengah pelukan
*******
Pangung Renung -- Balikpapan, 22 April 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H