Mohon tunggu...
Gus Noy
Gus Noy Mohon Tunggu... Administrasi - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009, asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari).

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Masih Gelap dan Senyap

20 Maret 2018   12:15 Diperbarui: 22 Maret 2018   17:32 1792
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. (pixabay)

Masihlah gelap
Puisiku berkunjung ke benderang berandamu
Lirih mengetuk pintu berbunyi salam permisi

Masih senyap
Puisiku mengintip di jendela kaca bening
Seluruh ruang dalam rumahmu penuh lampu
Tanpa sekelebat gerak dirimu dan siapa

Di bangku beranda puisiku termenung
Menatap poster raksasa di sebelah jendela
"Semua Puisi Boleh Hadir"

Mungkin puisiku berkunjung paling akhir
Puisi-puisi lainnya tidak terlihat lagi

Mungkin puisiku bukanlah puisi bagimu
Tidak pernah masuk daftar undangan

Mungkin puisiku hanyalah angin bagimu
Tidak pernah terlihat dan tersentuh

Masih termenung
Bersiram curah cahaya berandamu
Puisiku berbicara dengan dirinya sendiri  
Tentang kemungkinan-kemungkinan
Tentang sosok metafora mimesis kongkret
Apakah pernah singgah duduk denganmu

Masih senyap dan gelap
Puisiku beranjak perlahan dari benderang
Berandamu

*******
Panggung Renung - Balikpapan, 20 Maret 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun