Sisa hujan tadi malam mengecup
Secangkir kopi hitam di meja pagi
Gemuruh cemburu burung-burung liar
Ah, terlalu melankolisis lagak penyair
Padahal aku hanya melanjutkan kesima
Kincir angin malam pada kepul
Secangkir kopi hitam tadi malam
Berkuncup bunga tulip dan rintik salju
Melukisi baju tebal dan sepatu botmu
Kesima paling mendebar dada malam
Sebutir bola salju kamu letakkan
Di samping cangkir kopiku
Kamu beranjak ke dinding waktu
Menggores semangkuk sup buntut sapi
"Lemparlah, aku atau sup itu."
Gelegar pintamu gemetar kelam malam
Melampaui pekat kopi hitamku
Geluduk pun menggeruduk kesunyian
Mendesak agar hujan bisa benar-benar deras
Agar sebutir bola salju bebas semburatkan
Seberkas senyum terbaikmu
Ah, terlalu melakolisis bin overdosis
Seperti penyair gaek puber keseribu
Padahal aku hanyalah orang udik
Terkesima hingga tergidik gigil pada
Bunga tulip dan rintik salju
Membungkus sisa hujan tadi malam
*******
Panggung Renung -- Balikpapan, 15 Maret 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H