1. Suap janganlah kauterima, sebab suap membuat buta mata orang-orang yang melihat dan memutarbalikkan perkara orang-orang yang benar (Kel. 23:8).
2. Sebab TUHAN, Allahmulah Allah segala allah dan Tuhan segala tuhan, Allah yang besar, kuat dan dahsyat, yang tidak memandang bulu ataupun menerima suap (Ul.10:17).
3. Janganlah memutarbalikkan keadilan, janganlah memandang bulu dan janganlah menerima suap, sebab suap membuat buta mata orang-orang bijaksana dan memutarbalikkan perkataan orang-orang yang benar (Ul.16:19).
4. Siapa loba akan keuntungan gelap, mengacaukan rumah tangganya, tetapi siapa membenci suap akan hidup (Ams.15:27).
5. Sungguh, pemerasan membodohkan orang berhikmat, dan uang suap merusakkan hati (Pkh.7:7).
6. Padamu orang menerima suap untuk mencurahkan darah, engkau memungut bunga uang atau mengambil riba dan merugikan sesamamu dengan pemerasan, tetapi Aku kaulupakan, demikianlah firman Tuhan ALLAH (Yeh. 22:12).
7. Sebab Aku tahu, bahwa perbuatanmu yang jahat banyak dan dosamu berjumlah besar, hai kamu yang menjadikan orang benar terjepit, yang menerima uang suap dan yang mengesampingkan orang miskin di pintu gerbang (Am. 5:12).
8. Para kepalanya memutuskan hukum karena suap, dan para imamnya memberi pengajaran karena bayaran, para nabinya menenung karena uang (Mi. 3:11)
Realitasnya, tidak satu-dua orang Kristen, baik oknum birokrasi, oknum pengusaha, oknum pemuka agama, dan seterusnya, selalu terlibat suap-menyuap itu. Oknum-oknum amoral itu sangat gemar mempermainkan Tuhan mereka, padahal dalam Gal. 6:7a tertulis "Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan" dan Yesus sendiri tidak meniadakan satu ayat pun dalam Hukum Taurat.
Bisa dibayangkan, gemar melanggar larangan Tuhan tetapi masih berusaha "menyuap" alias "menyogok" Tuhan dengan berbuat baik alias membagikan hasil korupsi. Bisa dibayangkan, bagaimana oknum-oknum Kristen sendiri seakan menertawakan dan mengolok-olok bilur-bilur-Nya di kayu salib dengan cara melestarikan budaya korupsi melalui suap-menyuap itu.
Dan, bisa dibayangkan, sudah gemar menistakan penebusan dosa di kayu salib, masih pula berpikir sekaligus berdoa agar kelak mati bisa masuk surga.